Katanya, pihaknya akan melakukan inspeksi mendadak terhadap oknum-oknum yang sengaja menaikkan harga untuk mengambil keuntungan pribadi.
“Terhadap pedagang yang menjual telur dengan harga tinggi akan dilakukan tindakan. Yang jelas kami dari kandang itu Rp55 ribu jadi nanti kita akan telusuri siapa yang menjual itu,” jelasnya.
*Produksi Telur Capai 11 Ton/hari*
Yosefine mengungkapkan, saat ini produksi telur dari peternak lokal masih normal yakni mencapai 10 sampai dengan 11 ton setiap harinya.
Dengan produksi sebesar ini, masih dapat memenuhi kebutuhan warga Mimika. Untuk itu, sangat tidak wajar apabila ada warga yang membeli telur dengan harga yang mahal.
“Kalau naik harga tiba-tiba ini tidak wajar dan ini adalah kelakuan dari pedagang-pedagang yang tidak bertanggungjawab yang memanfaatkan isu Corona untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya,” jelasnya.
Menurutnya, jika harga dari kandang yang dinaikkan, bisa saja pihaknya memasok dari luar Timika, dan hal itu tentu akan merugikan mereka, sehingga ia menjamin bahwa peternak tidak akan menaikkan harga.
“Kecuali kalau pakan naik tapi sekarang kan pakan tidak naik. Kalau naik kita akan duduk lagi dengan Hipukami untuk menentukan kira-kira harga bisa naik berapa tapi sampai sekarang harga normal,” jelas Yosefine.
“Jadi kalau ada harga sampai Rp135 ribu per rak itu dilakukan oleh oknum tidak bertanggungjawab. Sekarang kita semua rakyat Mimika ini harus saling bantu, jangan lagi kita mendapat keuntungan itu untuk kepentingan diri sendiri karena wabah ini berakibat untuk kita semua,” lanjutnya.
Tinggalkan Balasan