Hal ini dilakukan khususnya bagi kawasan di dekat perkotaan Asmat karena masih waspada terhadap Covid-19, meskipun kabupaten ini berada dalam kategori zona hijau, atau nihil positif Covid-19.
“Ini karena anak-anak masih belajar di rumah, jadi teman-teman di Puskesmas itu minta absen dan alamat rumah anak. Nanti mereka datangi langsung ke rumah anak yang bersangkutan,” terang Richard.
“Tapi untuk kampung-kampung yang di pedalaman sana, anak-anak bisa dikumpulkan di sekolah dan kita lakukan imunisasi. Tapi semua dilakukan dengan taat protokol kesehatan,” tambahnya.
Dijelaskan Richard, dalam pelaksanaan BIAS juga terdapat imunisasi tetanus dan difteri. Imunisasi ini sangat penting mengingat topografi Asmat yang dominan dengan lumpur.
“Lumpur merupakan salah satu media yang dapat menyebarkan bakteri tetanus. Kita lihat banyak anak-anak kita yang suka main di lumpur, sehingga vaksin tetanus dan difteri itu juga penting,” kata Richard.
Richard berharap, pelaksanaan BIAS ini mendapat dukungan dari semua pihak, terutama guru dan pihak orang tua, sehingga program ini dapat terlaksana dengan baik di tengah pandemi Covid-19.
“Saya harap BIAS ini mendapat dukungan kerjasama dari guru dan orang tua. Karena yang paling mengetahui kebutuhan anak-anak itu adalah mereka. Dan imunisasi ini sangat penting bagi anak,” pungkasnya.
Reporter: Fagi/Yonri
Editor: Aditra
- Tag :
- BIAS,
- Campak,
- Dinkes Asmat,
- Imunisasi,
- Kabupaten Asmat,
- Rubella
Tinggalkan Balasan