Dinkes Masih Tunggu Hasil Investigasi Penyebab Kecelakaan Helikopter

TIMIKA | Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, kini masih menunggu hasil investigasi mengenai penyebab kecelakaan helicopter Bell 412 SP registrasi PK-DAR milik Derazona Air Service di Mimika yang digunakan sebagai armada Puskesmas udara.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra mengatakan, skema kerjasama antara Pemda dengan PT. Unitrade Persada Nusantara yang dikontrak oleh Dinkes melalui dana otsus senilai Rp3 Miliar.

Dijelaskan pihaknya menandatangani kerjasama tersebut untuk sampai akhir tahun namun skema pembayarannya mengikuti Daftar Pengguna Anggaran (DPA) Dinkes.

“Tahapan pembayaran sudah ada di triwulan kedua, atau semenster satu. Ini tinggal kelanjutannya, dengan kecelakaan kemarin tentu saja tidak boleh terburu-buru karena menunggu hasil investigasi dari berbagai pihak,” jelas Reynold kepada awak media, Senin (3/6/2022).

Sambil menunggu investigasi dari berbagai pihak, Dinkes kini sementara menyiapkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kontrak kerjasama termasuk dokumen realisasi pembayaran.

“Hari ini terjadwal untuk teman-teman (Nakes) sudah harus dijemput termasuk dorong logistik. Kami akan melalukan komunikasi dengan berbagai pihak agar pelayanan ini tetap bisa berjalan,” ungkapnya.

Mengenai maskapai kata Reynold pihaknya masih menunggu sebab proses investigasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sementara berjalaan.

“Yang terpenting di sini adalah penyebab terjadinya kecelakaan yang di keluarkan oleh KNKT dan kami wajib menerima laporannya. Itu yang nanti menentukan apakah kerjasama ini bisa kami lanjutkan atau kami ganti, kan bisa saja,” jelasnya.

Reynold menjelaskan yang terpenting adalah maskapai yang bisa melihat tujuan d tujuan program dinkes yakni memastikan tenaga kesehatan ada di wilayah terpencil, supaya pelayanan kesehatan dasar tetap berjalan.

“Kemudian melalukan medical evakuasi, ini yang sewaktu-waktu biasanya menjadi maslalah, supaya bagaimana ini bisa terlayani,” katanya.

Slot time dari operator penerbangan kata Reynold harus bisa disepakati sementara operator-operator penerbangan yang ada di Timika rata-rata sudah punya kontrak kerjasama.

“Duduk bersama dengan operator penerbangan supaya kami juga bisa mendapatkam gambaran bagaimana platform atau pelayanan yang disiapkan untuk melayani terutama di wilayah-wilayah ini juga salah satu strategi dari kami sehingga bisa berjalan,” pungkasnya.

 

 

penulis : Kristin Rejang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *