Diprotes Warga, Kenaikan Harga Air Galon di Timika Kembali Dibahas

Pertemuan Aspada dan Disperindag membahas harga air galon. (Foto: Anya/Seputarpapua)
Pertemuan Aspada dan Disperindag membahas harga air galon. (Foto: Anya/Seputarpapua)

TIMIKA | Sejumlah warga Kota Timika, Papua keberatan dengan kenaikan harga air galon menjadi Rp8 ribu dari harga sebelumnya Rp6 ribu yang berlaku sejak 1 Januari 2022 lalu.

Salah satu warga Jalan Hasanuddin, Nia mengaku harga air galon yang saat ini berlaku cukup mahal untuknya.

Karena biasanya dia membeli dua sampai tiga galon dengan harga Rp16 ribu hingga Rp24 ribu untuk pemakaiannya yang hanya beberapa hari.

Dalam satu minggu saja Nia bisa dua kali membeli air galon.

Ibu dari lima anak ini mengaku ini cukup memberatkannya karena penghasilan suaminya yang tidak tetap.

“Saya rasa itu mahal sekali, tapi mau bagaimana lagi. Kita juga tidak mungkin mau tawar di mereka yang jual,” katanya saat diwawancara, Selasa (25/1/2022).

Warga lainnya, Ayu juga mengakui harga air galon saat ini memang cukup mahal.

Ibu rumah tangga yang kesehariannya menjual roti mengatakan kenaikan harga air galon ini seharusnya melihat ke semua kalangan masyarakat.

“Sebagian orang mungkin tidak apa apa kalau harga Rp8 ribu, tapi ini mahal untuk kita,” ucapnya.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mimika mengadakan pertemuan dengan Asosiasi Pengusaha Air Minum Isi Ulang Daerah (Aspada) untuk membahas harga air galon saat ini.

Pertemuan diadakan di Kantor Disperindag, Jalan Poros SP V, Selasa (25/1/2022).

Plt. Kepala Disperindag, Petrus Pali’ Ambaa dalam pertemuan itu meminta agar Aspada bisa menurunkan harga air galon menjadi Rp7 ribu.

Menurutnya, harga Rp8 ribu memang memberatkan masyarakat khususnya kalangan menengah ke bawah.

Ia berharap Aspada bisa mengadakan pertemuan sendiri untuk menyepakati apa yang diminta.

Lanjutnya, jika ada hasil dari pertemuan Aspada akan diadakan rapat lanjutan.

“Kita harus sepakati juga, berapa harga jika pembeli langsung datang ambil dan berapa jika diantarkan, karena kan itu juga jadi persoalan,” tutup Paliamba.

Keputusan Aspada

Pada awal pembahasan Aspada yang diketuai Husein itu tidak setuju dengan permintaan Plt Kadisperindag untuk menurunkan harga air galon.

Menurutnya, harga Rp8 ribu yang ditetapkan saat ini diputuskan dengan beberapa pertimbangan diantaranya jarak pengantaran, harga BBM dan biaya makan karyawan.

Dalam satu hari pihaknya bisa menggunakan sampai 12 liter BBM untuk mengantar air galon sampai 50 galon.

“Saat ini kita bisa lihat premium di Mimika sudah tidak ada, yang ada hanya pertalite dan pertamax. Dan untuk pertalite kita juga kadang sudah dapatnya karena cepat habis,” katanya.

Pertimbangan ini yang menjadi alasan untuk menetapkan harga Rp8 ribu.

“Kami hitung semua pengeluaran yang kami gunakan di sini, makanya kita putuskan harganya sekian,” jelasnya.

Menurutnya, kenaikan harga yang mereka putuskan sudah wajar. Sudah 6 tahun terakhir asosiasi ini bertahan di harga Rp6 ribu.

Penjelasan ini tidak begitu saja diterima Disperindag karena alasan tersebut tidak begitu kuat untuk menetapkan harga.

Setelah berdiskusi lama, Aspada kemudian memutuskan akan mengadakan pertemuan dengan semua anggota untuk memutuskan harga nantinya apakah diturunkan atau tetap seperti saat ini.

“Ini kami harus bicarakan kembali, karena kami tidak bisa mengambil keputusan sendiri,” katanya.

Dalam pertemuan itu, Aspada juga meminta Disperindag agar kedepan nanti jika sepakat menurunkan harga, Disperindag harus menjamin dan tegas kepada seluruh anggota Aspada untuk mengikuti harga dan aturan.

“Karena kenyataan dilapangan begitu, sudah disepakati tapi karena ingin banyak pelanggan akhirnya menurunkan harga seenaknya,” ungkapnya.

penulis : Anya Fatma

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *