ASMAT, Seputarpapua.com | Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi Festival Asmat Pokman ke-37 Tahun 2024 sebagai satu-satunya event unggulan dari Papua Selatan yang masuk ke dalam 110 Kharisma Event Nusantara (KEN) 2024.
Menparekraf Sandiaga dalam sambutannya pada hari kedua Festival Asmat Pokman 2024, mengapresiasi Keuskupan Agats, Pemerintah Kabupaten Asmat, dan semua pihak yang mendukung pengembangan parekraf di Papua Selatan melalui kehadiran event berkualitas.
“Untuk kedua kalinya Festival Asmat Pokman menjadi satu-satunya event unggulan dari Papua Selatan yang masuk KEN 2024. Pencapaian ini berkat inovasi dan kualitas yang terus dijaga,” kata Menparekraf Sandiaga dikutip dari siaran pers.
Setibanya di Kabupaten Asmat, Menparekraf Sandiaga diolesi sagu di bagian wajah yang menandai penerimaan dan pengakuan untuk menjadi bagian dari masyarakat Suku Asmat.
Selain itu, Menparekraf Sandiaga juga disambut antusias masyarakat serta wisatawan mancanegara yang sebagian besar berasal dari Eropa khususnya Prancis dan Jerman.
Menparkraf Sandiaga menegaskan, pihaknya akan terus mendukung sepenuhnya pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Asmat, Papua Selatan, melalui program pemasaran agar lebih dikenal masyarakat luas.
“Kepada seluruh wisatawan khususnya wisatawan mancanegara jangan lupa dukung pengrajin lokal Asmat dengan keotentikan budaya,” katanya.
“Ke sini jangan hanya menjadi ‘rohali’ rombongan yang hanya lihat-lihat. Tapi menjadi ‘rojali’ rombongan yang jajan dan beli produk kreatif Asmat. Dukungan kalian sangat membantu melestarikan budaya kita yang kaya dan berkontribusi terhadap ekonomi lokal,” imbuhnya.
Uskup Agats Kabupaten Asmat, Monsinyur Aloysius Murwito, OFM juga mengapresiasi dukungan dan kehadiran Menparekraf Sandiaga secara langsung dalam Festival Asmat Pokman ke-37 yang membawa kegembiraan dan inspirasi kepada seluruh masyarakat Asmat.
“Ini juga merupakan sebuah pengakuan dari pemerintah pusat. Penghargaan yang tinggi dari pemerintah pusat terhadap talenta yang diberikan Tuhan kepada kami semua. Besar harapan kami melalui festival ini bukan hanya mengagumi hasil karya seni tapi juga dapat meningkatkan pendapatan dan taraf kehidupan masyarakat Asmat,” paparnya dalam siaran pers tersebut.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival Asmat Pokman Ke-37, Pastor Innocentius Rettobjaan saat ditemui seputarpapua.com di Lapangan Yos Sudarso, Selasa siang menerangkan, festival Asmat Pokman yang berlangsung pada 7 hingga 11 Oktober 2024 adalah festival seni budaya yang menampilkan karya dari para pelaku seni ukir Kabupaten Asmat.
“Pokman itu sendiri artinya hasil karya, jadi Festival Asmat Pokman artinya sebuah festival yang menunjukan hasil karya masyarakat Asmat, maka di sana ada hasil karya laki-laki dalam bentuk ukir dan perempuan dalam bentuk anyaman,” paparnya.
Pastor Ino sapaan akrabnya menjelaskan, festival yang digelar ini merupakan yang ke-37 tahun.
“Festival ini setiap tahun digelar, nah, ini menjadi sebuah event yang sudah terdaftar di KEN, dan mendapat pengakuan dari Pemerintah RI melalui Kemenparkraf dan mendapat dukungan juga dari mereka,” jelasnya.
Pastor Ino menambahkan, sebelum peserta atau para pemahat ikut dalam kegiatan ini, ada tim dari panitia yang terdiri dari pihak keuskupan dan Pemerintah Kabupaten Asmat yang melakukan kurasi.
“Sejak Juli akhir tim sudah turun (melakukan kurasi) ada sekitar 195 pengukit yang lolos, dan ada 70 penganyam yang lolos, ada juga 150 pendayung perahu, total semua ada sekitar 400 peserta aktif,” tegasnya.
Selain para peserta resmi, Festival Asmat Pokman ke-37 melibatkan para pengusaha lokal atau UMKM untuk berjualan di sekitar lokasi.
Seperti diketahui, Festival Asmat Pokman ke-37 menampilkan keunikan dan kekuatan budaya melalui demonstrasi mengukir manual, manuver perahu, dan workshop pangkur sagu.
Yang menarik dari festival ini adalah penjualan hasil pengrajin ukiran dan anyaman tersebut ditawarkan melalui skema lelang kepada publik sehingga menjadi unique selling point tersendiri.
Manuver perahu yang menjadi atraksi pesta adat Suku Asmat juga selalu menarik perhatian wisatawan. Dimana para pendayung akan berdiri sambil berpekikan dan sahut-menyahut, menghamburkan kapur putih dari ruas bambu, seirama memukul perahu dengan papan dayung dan membentuk formasi di tengah sungai kelabu menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi wisatawan.
Konsistensi dan kolaborasi dari Keuskupan Asgats dan Pemerintah Kabupaten Asmat atas terselenggaranya Festival Asmat Pokman sejak 1981 menjadi upaya pelestarian nilai-nilai luhur budaya dan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di wilayah tersebut.
Pada penyelenggaraan ke-37, Festival Asmat Pokman diperluas dengan adanya trip bakau untuk mendorong ekowisata dan perlindungan ekosistem mangrove Asmat. Kemudian talk show parekraf, workshop body painting Asmat, serta pentas seni tari dan musik.
Turut hadir pada kesempatan itu, Pj. Gubernur Papua Selatan, Komisaris Jenderal (Pol). Purn. Rudy Sufahriadi; Pj. Bupati Asmat, Willem Andrew Da Costa; Ketua Panitia Festival Asmat Pokman Ke-37, Pastor Innocentius Rettobjaan; Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Asmat, Donatus Tamot; Direktur Museum Kebudayaan dan Kemajuan Asmat, John Ohoiwirin; serta tamu undangan dan masyarakat.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis