Dulu Berjasa, Sekarang Susah Jadi Sopir Angkutan Umum di Timika

Suasana Terminal Pasar Sentral
Suasana Terminal Pasar Sentral

Jika mengingat sekitar tahun 2000an, banyak angkutan umum dalam Kota Timika dan sekitarnya atau dikenal dengan istilah taksi berseliweran. Trayeknya ada SP5,6,7,9,13,12 berwarna hijau, SP2-3 berwarna abu-abu, Mapurujaya berwarna orange, Merah untuk Kwamki lama, dan Coklat untuk Kuala Kencana-32.

Taksi-taksi ini dulu terparkir di beberapa lokasi seperti terminal Kwamki Lama di eks Pasar Lama (sekarang Kantor pemadam kebakaran), taksi SP2-3, SP5 sampai 13, juga Kuala Kencana di depan Gedung Eme Neme Yauware, Taksi Mapurujaya di samping SPBU di Jalan Yos Sudarso.

Taksi kuning yang menjadi primadona bagi anak sekolah karena saat itu ongkosnya murah meriah sekitar Rp2 ribu asalkan pakai seragam.

“Dulu kami pilih naik taksi kuning kalau ke sekolah atau pulang, karena murah terus aman, selain itu saat itu kami tidak punya motor,” kata Dian yang mengingat masa sekolah tahun 2005.

Tak hanya dalam kota, taksi waktu itu ramai sekali menghantar penumpang meskipun saat itu jalan rusak ke area Satuan Pemukiman (SP) yang jauh seperti SP7.

Saat itu rute memang panjang, mau ke SP7, taksi hijau melewati jalan SP5 lalu masuk ke area SP9 menurunkan penumpang baru bisa sampai ke tujuan yakni SP7.

“Waktu itu jalannya kan masih rusak taksi hijau menjadi yang paling kami butuh kalau mau ke kota, meskipun kadang harus antri di terminal berjam-jam lalu putar antar penumpang. Dulu mau beli motor saja kami susah,” kata Rina.

Vakum

Sekarang taksi berwarna kuning, merah, coklat dan hijau hanya tinggal kenangan.

Bahkan taksi kuning terpaksa harus vakum karena tidak ada penumpang.

“Sekarang sudah tidak bisa lagi, parkir di eks pasar lama juga sama tidak ada penumpang lagi yang mau naik taksi, paling cuma untuk terima carter saja, itu juga jarang, kita lihat anak sekolah saja sekarang sudah punya motor sendiri,” kata Etus.

Penanggung Jawab Terminal Pasar Sentral Timika, Irkan Tamher menjelaskan saat ini yang terlihat parkir di terminal Pasar Sentral hanya untuk trayek Mapurujaya-Pomako, Kuala Kencana hanya dua unit, SP2-3, SP5 hanya dua unit itupun untuk mengantar sayur.

“Kalau masuk ke kita cuman tiga trayek, trayek lain tidak masuk. Ada trayek dalam kota tapi sekarang kita lihat sendiri vakum, mungkin masyarakat lebih pilih ojek dari pada angkutan umum,” kata Irkan.

Sekarang untuk pelayanan ke area SP hingga Kali Kamora masyarakat menggunakan kendaraan Damri. Masyarakat setiap hari menunggu di Terminal.

“Kalau penumpang taksi Mapurujaya, SP2-3 masih ada sedikit, yang sepi itu Kuala Kencana, biasa mereka bisa parkir dari pagi sampai sore tidak ada penumpang,” katanya.

Sulit Dapat Penumpang

Pengalaman menjadi sopir taksi sudah berpuluhan tahun di Timika hingga tahun 2015, Monap (50) memilih sebagai sopir taksi Kuala Kencana.

Bahkan pendapatan dari tahun 2015 dengan sekarang sangat menurun drastis. Hal ini karena trayek Kulala Kencana merupakan jalur perusahaan.

“Saya dulu bawa mobil pertama di jalur trayek F, mobil warna hijau, sp5-6,7,9 tapi lama lama trayek itu macet jadi saya pindah ke Kuala tapi sama juga sekarang macet,” kata Monap.

Kesulitan ini dirasa sejak adanya situasi Mogok Kerja (Moker) Freeport. Dimana aturan sudah mulai berubah.

Sejak karyawan moker 2017-2018 itu dampaknya turut dirasakan oleh sopir trayek Kuala Kencana.

“Misalnya dulu perusahaan belum punya bus, di perumahan kuala tidak sama dengan dulu, waktu dulu kan ketat. Motor saja tidak bisa lewat sekarang ini aman aman saja, ojek juga bisa masuk ke Kuala,” katanya.

Selain itu, dulu karyawan Freeport sering dapat voucher belanja ke supermarket sehingga menjadi alasan mereka menggunakan taksi Kuala, ada juga kolam renang yang terbuka untuk umum begitupun golf.

“Dulu kita antar mereka yang dengan keperluan itu, tapi sekarang semua tidak sama. Sekarang menunggu telfon saja kalau ada yang mau pakai, tapi jarang orang pakai taksi,jadi harap cuman berdoa kepada Tuhan saja,” ujarnya.

 

BERADA | Ansar saat berada di Terminal Pasar Sentral Timika menunggu penumpang yang datang. (Foto: Kristin Rejang/Seputarpapua)

 

Sementara itu Ansar (60), sopir taksi SP2-3 mengaku pihaknya dipindahkan ke Terminal Pasar Sentral tidak ada perubahan apa-apa.

“Ibaratnya disatukan kesini kita berpikir bisa maju kita punya penumpang ada di gorong gorong kalau mereka semua masuk kesini kan ada perkembangan. Selama kita pindah disini, sama sekali tidak ada kemajuan palingan ada yah satu dua orang,” katanya.

Ia berharap ada pembenahan dari pemerintah supaya bisa memberikan solusi yang baik agar para sopir di Mimika tidak menganggur.

“Kita ini kan masyarakat kecil harus ada naungan dari pemerintah daerah. Bisa menunjukan seperti apa masyarakatnya yang dibawah yang mencari apakah bisa berkembang,” katanya.

Dulu mereka dipindahkan ke Pasar Sentral dengan menelan janji bahwa semua aktivitas pasar lama, gorong-gorong semua dipindahkan ke Pasar Sentral namun semua tidak berjalan dengan baik.

“Karena kita ini taksi banyak tantangannya salah satu adalah ojek, itu sudah lama, sampai sekarang, ditambah lagi sekarang bensin sudah tidak ada, cuman pertalite dan itu mahal,” keluhnya.

Meskipun terbilang ramai namun bagi Ansar berbeda dengan jaman dulu, sekarang masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi sehingga penumpang sepi.

“Kadang di sini (terminal) kami tunggu penumpang 3 sampai 5 jam jam. Kalau ada dua tiga orang kita jalan saja. Kita masih mengayomi anak sekolah yang lebih banyak,” ungkapnya.

Herman (53) sudah menjadi supir Timika- Mapurujaya dan Pomako sejak 20an tahun lalu.

“Dulu itu bisa kita dapat Rp400-500 satu hari sekarang ini cukup untuk makan saja, paling banyak kita bolak balik 2 kali, kalau dulu bisa 4 sampai 5 kali,” kata Herman.

Dikatakan, susahnya penumpang juga berdampak dari banyaknya kendaraan pribadi.

“Kalau ojek tidak pengaruh di Mapurujaya. Keculai dalam kota bisa berpengaruh. Kalau mapurujaya pomako mahal naik ojek. Cuman setiap orang sudah punya motor jadi taksi sepi,” katanya.

Sama seperti Ansar ia juga menginginkan kenaikam tarif angkutan karena saat ini hanya Pertalite yang bisa dibeli. Tarif angkutan ke Mapurujaya sebesar Rp15 per kepala sementara ke Pomako 25 ribu.

Mudahnya Membeli Motor di Timika

Membeli sepeda motor di Timika menjadi hal yang mudah oleh masyarakat. Banyak penawaran-penawaran kredit dengan DP yang murah menjadi pilihan masyarakat untuk memperoleh sepeda motor, akhirnya kendaraan pun menjamur di kota Mimika.

Samsul Bahri seorang warga Kampung Mulia Kencana SP7 mengatakan, dulu masyarakat banyak yang punya kendaraan motor namun terbilang sedikit.

Sekarang ada masuk berbagai produk kendaraan dan penawaran yang mempermudah sehingga masyarakat memilih memiliki sepeda motor pribadi termasuk dirinya.

“Sekarang untuk memperoleh kendaraan terbilang mudah seperti membeli kacang goreng. Meskipun dengan kredit, dalam satu rumah di SP7 bisa punya 2 motor bahkan lebih, ini berarti ekonomi masyarakat sudah meningkat,” ujarnya.

“Saya memilih kredit motor karena bisa pakai untuk belanja ke kota juga bisa sambil ojek, lumayan sebulan ojek di Timika bisa dapat bersih sampai 1 juta,” katanya.

Saat ini kendaraan perintis (Damri) yang masuk di dalam SP7 untuk angkut penumpang dan menurutnya menjadi sebuah solusi yang baik untuk mempermudah khususnya mama-mama Papua yang mau berjualan.

“Kalau naik Damri, bayar 10 ribu, kalau ojek sudah 40-50 ribu ke Timika

Wacana Aktifkan Trayek

Kepala Seksi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Manajemen Rekayasa Lalu Lintas (MRLL) Dishub Mimika, Maikel Orun mengatakan Pemerintah akan mencoba untuk mengaktifkan kembali trayek.

“Terkait dengan kita punya angkutan trayek itu pernah ada ada 7 trayek. Seiring dengan berjalannya dari tahun ke tahun trayek ini mulai mati suri,” katanya.

Dengan situasi ini, ditambah lagi menjamurnya kendaraan ojek yang wewenang tidak dimiliki oleh Dishub, Mikael mengatakan akan mencoba berkoordinasi dengan pihak yang terkait.

“Kami akan diskusi bersama mengkaji kembali terkait dengan angkutan masyarakat,” Pungkasnya.

penulis : Kristin Rejang
editor : Mish

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

JADWAL IMSAKIYAH KAB.MIMIKA
TANGGALIMSAKSUBUHZUHURASARMAGRIBISYA
18/03/202404:3204:4212:0415:1018:0719:15
19/03/202404:3204:4212:0415:1018:0719:15
20/03/202404:3204:4212:0315:1018:0619:14
21/03/202404:3204:4212:0315:1118:0619:14
22/03/202404:3204:4212:0315:1118:0619:14
23/03/202404:3204:4212:0215:1118:0519:13
24/03/202404:3104:4112:0215:1118:0519:13
25/03/202404:3104:4112:0215:1118:0419:12
26/03/202404:3104:4112:0215:1218:0419:12
27/03/202404:3104:4112:0115:1218:0319:12
28/03/202404:3104:4112:0115:1218:0319:11
29/03/202404:3004:4012:0115:1218:0219:11
30/03/202404:3004:4012:0015:1218:0219:10
31/03/202404:3004:4012:0015:1218:0219:10
01/04/202404:3004:4012:0015:1318:0119:10
02/04/202404:3004:4011:5915:1318:0119:09
03/04/202404:2904:3911:5915:1318:0019:09
04/04/202404:2904:3911:5915:1318:0019:08
05/04/202404:2904:3911:5915:1318:0019:08
06/04/202404:2904:3911:5815:1317:5919:08
07/04/202404:2904:3911:5815:1317:5919:07
08/04/202404:2804:3811:5815:1317:5819:07
09/04/202404:2804:3811:5715:1317:5819:07

KONTEN PROMOSI