Freeport Perkuat Daya Saing SDM Papua Melalui IPN Sambut Bonus Demografi 2030

Pengenalan cara pengoperasian alat berat menggunakan simulator di Institute Pertambangan Nemangkawi oleh instruktur. (Foto: Ist)
Pengenalan cara pengoperasian alat berat menggunakan simulator di Institute Pertambangan Nemangkawi oleh instruktur. (Foto: Ist)

Selain itu, IPN juga memiliki program non-teknis, meliputi program D3 bisnis administrasi dan tata niaga, serta Papuan Bridge Program (program pelatihan kewirausahaan dan pembekalan tenaga siap kerja).

Berkat kurikulumnya yang lengkap, IPN berhasil membuat PTFI memecahkan rekor MURI sebagai “Perusahaan Tambang dengan Program Pengembangan dan Pelatihan Terlengkap bagi Masyarakat Lokal”.

Sebagai upaya untuk menyetarakan kualitas pendidikan pertambangan di IPN, PTFI juga telah bermitra dengan berbagai lembaga pemerintahan dan pendidikan, seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Institut Teknologi Bandung, Politeknik Negeri Semarang, Universitas Cendrawasih, Universitas Papua, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Sains dan Teknologi Jayapura.

Selain itu PTFI juga berkolaborasi dengan beberapa perusahaan kontraktor untuk memberikan penguatan keterampilan kerja dan peningkatan kualitas guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Timika.

“Program pendidikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang kami perkuat dengan program pengembangan karakter, membuat IPN dapat terus mencetak generasi muda Papua yang tidak hanya kompeten dan unggul di bidang pertambangan, namun juga memiliki karakter profesional dan berdaya saing di tingkat nasional dan internasional. Kami berharap apa yang kami lakukan ini mampu meningkatkan kualitas SDM Papua dan berkontribusi bagi persiapan bangsa ini menyambut bonus demografi tahun 2030,” kata Soleman.

Ketua Lembaga Masyarakat Adat Suku Kamoro (LEMASKO), Gregorius Okoare memberikan rekognisi atas peran PTFI melalui Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) terhadap peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia Papua, sehingga banyak anggota masyarakat yang dapat terlibat dalam bekerja di lingkungan perusahaan, baik PTFI maupun kontraktornya.

Sejak IPN dibuka tahun 2003, tercatat 91 persen pesertanya adalah orang asli Papua. Hingga thn 2020 IPN sudah meluluskan lebih dari 3.900 siswa, dan 2.700 orang diantaranya telah bergabung bersama PTFI.

“Saya sangat mengapresiasi sekali dengan adanya IPN. Kami minta kepada pimpinan Freeport agar program ini jangan putus dan bisa berkesinambungan dan berjalan dengan baik. IPN telah mencetak generasi asli Papua yang unggul dan memiliki daya saing serta siap turun di dunia kerja maupun dunia usaha,” ujar Gregorius Okoare.

Hingga 2020, IPN telah meluluskan lebih dari 3.900 siswa (5 persen diantaranya adalah siswa perempuan), dengan lebih dari 2.700 di antaranya telah bergabung dan berkarya di PTFI. Di masa mendatang, PTFI berharap akan semakin banyak putra dan putri Papua yang mendapat kesempatan untuk mengenyam pendidikan di IPN dan berkiprah dalam memajukan industri pertambangan dalam negeri.

 

Editor: Misba Latuapo

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *