Gereja Torsina Diresmikan, Mimbar dengan Ikon Kendaraan Tambang Pertama di Papua, ini Maknanya

Tampak depan Gereja Torsina di Jalan Yos Sudarso, Kota Timika, Kabupaten Mimika. (Foto: Facebook GPI Torsina Timika)
Tampak depan Gereja Torsina di Jalan Yos Sudarso, Kota Timika, Kabupaten Mimika. (Foto: Facebook GPI Torsina Timika)

TIMIKA | Gedung Gereja GPI Torsina yang terletak di Jalan Yos Sudarso, Kota Timika diresmikan Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob, Minggu (10/10/2021).

Peresmian ini dihadiri Ketua Sinode GPI Papua Pdt. Isac Iwom, Ketua GPI Klasis Mimika Pdt Donald Salima, Ketua Klasis GKI Pdt Lewi Sawor, Ketua dan seluruh majelis jemaat torsina, jemaat torsina, Kepala Kesbangpol Mimika, Yan S. Purba, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika Jenny Usman dan jajaran Firkopimda Mimika.

Ketua Sinode GPI Papua, Pdt Isac Iwom menjelaskan mimbar dengan model ikon kendaraan tambang ini merupakan model pertama dan satu-satunya di Papua.

Menurutnya, ini merupakan cara jemaat memaknai bagai proses kehidupan yang dijalani di Mimika sebagai kota tambang.

“Ini pertama kali bentuk ini di Papua. Kalau bentuk lain seperti buah, piala, malaikat bersayap itu sudah banyak, tapi ini langsung berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.

Ia juga mengapresiasi seluruh jemaat di klasis GPI Mimika bahwa hasil pergumulan yang cukup lama telah diwujudkan oleh Tuhan sebagai gedung gereja yang tentu akan bermanfaat kedepannya.

“Apresiasi kepada tukang, donatur dan semua jemaat yang berikan sumbangsih luar biasa untuk pembangunan gereja ini,” tutur Pdt. Isac.

Ketua Majelis Gereja Torsina, Pdt Beny Leiwakabessy kepada Seputarpapua.com menjelaskan proses pembangunan gedung gereja selama kurun waktu 10 tahun.

 

Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob berfoto dengan Majelis Gereja Torsina usai peresmian gereja. (Foto: Anya Fatma/Seputarpapua)

 

Pada tahun 2011 pekerjaan pembangunan gereja baru dimulai dengan peletakan batu pertama. Kemudian dilanjutkan pembuatan pondasi di tahun 2012.

Sejak 2012, pekerjaan terus dilakukan hingga diresmikan pada tahun 2021 ini.

“Berlanjut sampai 2021 ini dengan total nilai berkisar 58,1 miliar dalam kurun waktu 10 tahun,” ungkap Pdt. Benny.

Pembangunan gedung gereja yang terbilang cukup megah ini merupakan hasil karya seorang arsitek asal Daerah Bugis, Sulawesi yang telah meninggal dunia beberapa tahun sejak awal pembangunan.

“Arsiteknya pertama orang Bugis tapi beliau sudah meninggal, lalu kami bangun sesuai gambar yang beliau buat,” ungkapnya.

Untuk lukisan di dalam gedung gereja yang menggambarkan mulai dari penciptaan sampai penantian. Ada juga gambar gunung Grasberg yang dilukis oleh tiga pelukis asal Ambon, Maluku.

Semua aksesoris di dalam gereja merupakan gabungan kultur dan budaya dari seluruh jemaat torsina yang berasal dari hampir semua daerah di Indonesia.

“Bukan 1 saja tapi bermacam umat yang ada, maka kami taruh dengan kultur budaya mereka masing-masing,” ungkapnya.

Sedangkan untuk tema mimbar yang merupakan pertama dan satu-satunya di Papua ini memang sengaja dibuat berbeda.

Miniatur mobil 797 ini arsiteknya merupakan anggota jemaat Torsina, Riky yang saat ini kata Pdt Beny mengajar di salah satu universitas di Timika.

“Dia gambar, dan pekerjaannya dilakukan oleh anak-anak Tuhan tetapi didalamnya kita bersyukur ada tiga pekerja muslim dari Manado,” ungkapnya haru.

Tema berbeda yang dibuat ini karena dilihat hampir semua gereja di Tanah Papua sudah membuat mimbar dengan unsur budaya seperti tifa, pala dan lainnya.

Dalam pergumulan di gereja disampaikan bahwa jika berbicara tentang Timika sudah tentu orang akan berbicara tentang kota emas atau tambang.

Berbicara tambang tentu tidak terlepas dari alat yang digunakan untuk mengolah hingga menghasilkan tambang.

“Maka kami buat struktur mini mobil 797 yang termahal di dunia. Mobil ini hanya 2, di Timika dan di Afrika,” ungkap Pdt Beny.

“Kami buat seperti ini karena ada beberapa ikon yang dibuat Freeport pertama di bandara ada ban dan doser. Maka kami buat miniatur 797 ini untuk kami tunjukkan bahwa inilah Kota Timika tempat tambang,” tambahnya.

Secara teologi Pdt Beny menjelaskan mobil menunjukkan bahwa pelayanan GPI Papua akan terus berjalan.

Sedangkan roda pada mobil mengartikan bahwa pelayanan GPI akan berputar sampai kapanpun di Bumi Amungsa dan secara umum di Papua.

Untuk anggaran pembangunan gereja senilai Rp58,1 miliar ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten Mimika sebesar Rp2 miliar yang digunakan untuk pekerjaan Bumbungan baja dan granit di lantai 2 gereja.

“Sisa 56 miliar sekian itu swadaya dari jemaat dan donatur yang ada. Kami berterima kasih sekali,” ungkapnya.

Ia berpesan kepada para jemaat agar dengan adanya gedung gereja yang megah ini bisa menambah semangat untuk beribadah.

Ketua Panitia Peresmian, Frits Erari menyampaikan tugas dari panitia ialah meresmikan dan kemudian membongkar gedung gereja yang lama.

Ia bersyukur karena setelah pergumulan yang cukup lama akhirnya gereja ini bisa diresmikan.

“Kami berterima kasih kepada leluhur dan orang tua yang sudah membentuk jemaat ini dan mendirikan gedung gereja yang pada waktunya akan kami bongkar,” pungkasnya.

penulis : Anya Fatma
editor : Mish

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *