Menurut Kolonel Suriastawa, kejadian ini telah menambah daftar panjang korban keganasan KKSB Papua, yang sedang mencari perhatian menjelang sidang umum PBB tanggal 22-29 September mendatang.
“Inilah yang saya khawatirkan bahwa rangkaian kejadian beberapa hari ini adalah settingan mereka yang kemudian diputarbalikkan bahwa TNI menembak pendeta. Harapan mereka, kejadian ini jadi bahan di Sidang Umum PBB. Saya tegaskan, bahwa ini semua fitnah keji dari KKSB,” bebernya.
Dia juga mengimbau agar warga masyarakat tidak terprovokasi dengan serangan fitnah KKSB yang secara masif disebar melalui media sosial.
“Fitnah mereka di medsos jelas sudah setingan dan rekayasa untuk menghasut masyarakat sekaligus menyudutkan TNI/Polri dan pemerintah menjelang SU PBB,” ujarnya.
Pernyataan berbeda Komandan Operasi Umum TPNPB-OPM Lekagak Telenggen melalui Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom, yang juga meyakini pelaku penembakan Pendeta Yeremia adalah aparat TNI/Polri.
“Komandan Operasi Umum TPNPB-OPM melaporkan bahwa yang tembak pendeta di Intan Jaya adalah TNI Polri. Jadi TNI jangan kambing hitamkan TPNPB, tapi TNI Polri dan Pemerintah Indonesia harus bertanggung jawab atas pembunuhan ini,” kata dia.
Ada pun klaim kedua pihak hingga kini belum dibuktikan kebenarannya. Bahkan kronologis penganiayaan dan penembakan Pendeta Yeremia hingga tewas belum disampaikan secara resmi oleh masing-masing pihak.
Dilansir suarapapua.com, Pdt. Yeremia adalah mantan Ketua Klasis GKII Hitadipa, Wakil Ketua Penerjemah Alkitab bahasa Moni dan juga Ketua slSekolah STA Hitadipa.
- Tag :
- Distrik Hitadipa,
- GKII,
- Intan Jaya,
- OPM,
- Pendeta Yeremia Zanambani,
- Polri,
- Tni,
- TPNPB
Tinggalkan Balasan