“Pernikahan dini,” ucap dokter Leo mengutip lagu milik Agnes Monica, membuka percakapan tentang hamil di usia muda.
Undang-undang perkawinan di Republik Indonesia mengatur bahwa usia pernikahan yang tepat adalah pada usia 19 tahun.
Namun, pernikahan pada usia di bawah 19 tahun bisa saja terjadi dan diizinkan oleh Kantor Urusan Agama dan Kantor Pencatatan Sipil.
“Dibawah 19 tahun ya ada namanya pengecualian akibat sudah terjadi married by accident. Jadi ya KUA, Capil menyetujui pernikahan mereka,” kata dokter Leonard Pardede, pemilik RS Kasih Herlina, Timika. Rabu (23/6/2021).
Kehamilan yang terjadi pada perempuan dibawah usia 19 tahun menurutnya sangat berisiko, karena organ tubuhnya belum matang.
Dengan kondisi organ yang belum matang itu, sehingga untuk proses persalinan kemungkinan besar dilakukan operasi.
“Risiko pada ibu, kemungkinan besar dioperasi, karena organ dari pada anak-anak yang melahirkan itu belum matang,” ungkap dokter spesialis kandungan itu.
Risiko lainnya, bisa saja terjadi kecacatan pada rahim. Dan untuk kehamilan dan proses persalinan berikutnya juga pasti akan dilakukan operasi.
Apalagi pada ibu tersebut mengalami HB rendah. Bisa saja terjadi perdarahan bahkan bisa menyebabkan kematian.
“Apakah ada ibu yang melahirkan, mati? ada,” ungkapnya.
Risiko kematian bisa terjadi apabila pada proses persalinan terjadi perdarahan, kemudian tidak bisa dihentikan.
dokter Leo, mengungkapkan bahwa semua dokter pasti tentu mengupayakan yang terbaik untuk pasiennya.
“Ketika dia proses persalinan kemudian terjadi perdarahan kemudian tidak bisa kita berhentikan, ya apa boleh buat, risiko kematian itu bisa terjadi,” tuturnya.
Risiko hamil di usia yang masih muda ini tidak hanya mengancam ibu, tetapi juga bayi yang dikandung.
Pada bayi yang dikandung oleh ibu yang masih muda, ketika proses persalinan terhambat bisa mengakibatkan kesakitan pada bayi atau bahkan risiko yang lebih buruk.
Bahkan, bila pada kehamilan tersebut sang ibu dengan gizi rendah, akan berdampak buruk seperti anak akan menjadi kurang gizi hingga menderita stunting.
Menurutnya, anak-anak yang mengalami kurang gizi bisa saja mengalami IQ rendah, pendidikan terhambat.
“Otomatis ya kalau namanya IQ rendah kan tidak baik buat kehidupan dia di masa yang akan datang,” kata dr Leo, sapaan akrabnya.
Tidak hanya itu, anak-anak bisa juga menderita penyakit kardiovaskular, jantung, gula. “Bisa dari Stunting itu juga, gizi salah,” katanya.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis