Harga Gas Elpiji Melonjak, DPRD Mimika Minta Pertamina Punya Depo

TABUNG | Tabung gas elpiji ukuran 12 kilogram. (Foto: Dok/Seputarpapua)
TABUNG | Tabung gas elpiji ukuran 12 kilogram. (Foto: Dok/Seputarpapua)

TIMIKA | Harga gas elpiji di Kabupaten Mimika, Papua mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari Rp285 ribu menjadi Rp310 untuk ukuran 12 kilogram.

Merespon kondisi tersebut, Wakil Ketua II DPRD Mimika Yohanes Felix Helyanan meminta Pertamina memiliki depo di Mimika.

“Harga gas elpiji, kalau di daerah-daerah Jawa kenaikannya itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan Mimika. Di Mimika ini  harganya berapa kali lipat. Ini karena Pertamina sendiri tidak punya depo. Depo elpiji kan tidak ada di Timika ini,” kata Yohanes Felix di Kantor DPRD Mimika, Kamis (20/1/2022).

Karenanya, kata Jontie sapaan akrabnya, Pertamina harus berani dan punya inisiatif untuk melayani masyarakat, khususnya di Mimika pada umumnya di Papua.

Menurut dia, Pertamina harus berani membangun depo untuk suplai elpiji khususnya untuk Indonesia Timur.

Kalau ada depo, lanjut Jontie, maka harga tidak akan melambung tinggi. Kalau pun naik sewajarnya. Tapi sekarang, harganya mengalami kenaikan signifikan yang disebabkan oleh transportasi dan pengisian gas ke tabung.

“Sekarang ini tabung-tabung yang kosong harus diisi di depo pengisian di Makassar, kemudian dibawa lagi kesini. Inilah yang membuat harga gas elpiji cepat naik,” ujarnya.

Felix menambahkan, hal ini akan dibawa dalam agenda DPRD Mimika untuk didiskusikan, kalau perlu audiens dengan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas). Dengan begitu, Mimika diberi kesempatan punya depo pengisian.

“Ini jadi bahan perhatian kita, karena kenaikan gas elpiji akan mempengaruhi kenaikan baranfainnya,” tuturnya.

Sementara Iswahab, salah satu pengecer gas elpiji, mengatakan memang benar gas elpiji sekarang ini mengalami kenaikan. Kenaikan harga gas elpiji ini sudah dua kali dalam waktu 2-3 bulan ini.

“Awalnya gas elpiji ukuran 12 kilogram seharga Rp245 ribu, kemudian mengalami kenaikan menjadi Rp285 ribu. Sekarang ini harganya sudah naik Rp310 ribu. Alasan dari kenaikan ini adalah ongkos kontainer naik,” katanya.

Dari kondisi ini banyak masyarakat yang menjadi pelanggannya mengeluh. Sebagai penjual, Iswahab juga tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa menyarankan untuk cek di tempat lain. Namun setelah dicek ke tempat lain harganya sama, karena dari distributor harga elpiji 12 kilogram Rp295 ribu lalu dijual Rp310 ribu.

“Banyak yang mengeluh mas, tapi mau bagaimana lagi karena kebutuhan, ya terpaksa harus beli,” ujarnya.

Kenaikan harga gas elpiji ini tentunya mempengaruhi kenaikan harga-harga barang lainnya seperti sembako.

Oleh karena itu, dirinya berharap kepada pemerintah untuk dijadikan perhatian. Terlebih ada program pemerintah, yakni Tol Laut yang bertujuan memudahkan distribusi barang, dan bisa mengurangi kenaikan harga.

“Harapannya harga bisa ditekan segini mungkin, apalagi adanya tol laut yang tujuannya untuk menekan harga,” harap Iswahab.

penulis : Mujiono

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *