Hingga Maret 2023 Angka HIV di Jayawijaya Meningkat

Pegawai KPA Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan usai memberikan keterangan pers soal tingginya angka kasus HIV. (Foto: Amin Momiage/Seputarpapua)
Pegawai KPA Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan usai memberikan keterangan pers soal tingginya angka kasus HIV. (Foto: Amin Momiage/Seputarpapua)

WAMENA | Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan menyatakan bahwa angka HIV di wilayah itu hingga Maret 2023 meningkat.

Ketua KPA Kabupaten Jayawijaya Margaretha Wetipo menyebutkan, berdasarkan data resmi yang dikeluarkan Dinas Kesehatan setempat, pasien LFU atau putus obat ada sebanyak 2.721 orang, sedangkan pasien positif HIV berjumlah sebanyak 8.386 orang.

“Kami merasa bahwa ini bukan hanya tanggung jawab kami KPA Jayawijaya saja, tetapi juga pemerintah, masyarakat dan semua tokoh, lebih khusus juga LSM untuk tanggung jawab besar bagaimana caranya memerangi secara bersama-sama,” kata Margaretha Wetipo pada Selasa, 14 Maret 2023 di Wamena.

Margaretha mengatakan, pihaknya akan berusaha bagaimana caranya menyelamatkan masyarakat dari ancaman virus mematikan tersebut. Meski KPA sendiri memiliki mitra dengan beberapa LSM di Kabupaten Jayawijaya, tetapi sampai kini belum ada reaksi untuk bersama-sama menangani Maslaah tingginya angka HIV.

“Kita tidak tunggu uang, tetapi lembaga masyarakat ini swadaya, apapun dia harus bekerja dan menolong. Intinya adalah bekerja dengan hati untuk menyelamatkan orang. Jika motivasi dengan uang, kasihan kita akan mengorbankan jiwa-jiwa yang tersiksa ini,” ujarnya.

KPA Jayawijaya juga telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, Dinas Dukcapil dan Dinas Kesehatan untuk membuka jaringan lantaran banyak pasien yang hendak melanjutkan pengobatan tetapi menemui kendala.

Bahkan, KPA juga telah melakukan rapat kordinasi dengan Pemkab Jayawijaya yang tujuannya agar dapat memudahkan pasien yang belum memiliki dokumen untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

“Kami di KPA Jayawijaya juga mendapatkan dukungan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Jayawijaya berupa dana hibah, dan luar biasa pemerintah bisa melihat dari sisi kemanusiaan ini,” katanya.

Dalam waktu dekat KPA Jayawijaya bersama dengan beberapa kabupaten di Provinsi Papua Pegunungan akan melakukan rapat koordinasi terkait pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terkena virus HIV.

Margaretha mengharapkan tujuh kabupaten di Papua Pegunungan bisa membuka KPA di daerahnya lantaran HIV bukan hanya di Jayawijaya saja, melainkan hampir di seluruh Papua Pegunungan.

“Kabupaten lain jangan menutup mata dengan masalah yang ada ini, karena ini masalah kita bersama,” tegasnya.

Penyebaran HIV saat ini paling banyak pada usia produktif, dan ini dapat dikategorikan dalam kalangan pekerja seks komersial (PSK) lokal, lantaran telah didata oleh KPA.

“PSK lokal ini yang menyebarkan hingga kami tidak bisa atasi, karena liar,” bebernya.

Pada kesempatan yang sama Bagian Program KPA, Margaretha Elosak menyebut, berbagai tahapan telah dilakukan KPA bersama pihak terkait, kemudian melakukan kunjungan dari rumah ke rumah hingga ke tempat-tempat keramaian sosialisasikan hingga membagikan kontrasepsi sekaligus menjelaskan kegunaannya.

Ia berpesan, tidak hanya tugas KPA menanggulangi tingginya angka HIV di Jayawijaya, semua pihak harus ikut berperan untuk berjalan bersama mengatasi semua hal yang dapat menyebabkan seseorang tertular HIV.

penulis : Amin Momiage

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *