IFRC: 139 Juta Lebih Penduduk Dunia Terdampak Perubahan Iklim dan Covid-19

BANTUAN | PMI memberi bantuan kepada masyarakat terdampak banjir yang merupakan salah satu dampak dari perubahan iklim dan cuaca ekstrem. (Foto: Dok PMI)
BANTUAN | PMI memberi bantuan kepada masyarakat terdampak banjir yang merupakan salah satu dampak dari perubahan iklim dan cuaca ekstrem. (Foto: Dok PMI)

TIMIKA | Sejak awal pandemi Covid-19, bencana terkait iklim telah berdampak pada sedikitnya 139,2 juta individu dan memakan lebih dari 17,242 korban jiwa di dunia.

Hal ini diungkapkan dalam analisis terbaru Federasi Palang Merah Internasional & Bulan Sabit Merah (IFRC) dan Red Cross Red Crescent Climate Centre (RCRC Climate Centre) terkait dampak dari cuaca ekstrem di tengah pandemi COVID-19. Sekitar 658,1 juta individu dari kelompok rentan terpapar suhu ekstrem.

Dari data terbaru serta sejumlah studi kasus spesifik, kajian tersebut memaparkan bahwa populasi di seluruh dunia kini tengah menghadapi beragam krisis dan kerentanan yang berlapis. Hasil pada paparan ini juga menekankan pentingnya penanganan krisis di tengah pandemi Covid-19 yang berdampak pada kehidupan masyarakat di seluruh penjuru dunia dan membuat mereka menjadi lebih rentan terhadap risiko perubahan iklim.

“Dunia tengah menghadapi krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dimana perubahan iklim dan Covid-19 telah mendorong masyarakat sampai batas kemampuan. Menjelang COP26, kami mengimbau para pemimpin dunia untuk mengambil aksi cepat agar tidak hanya mengurangi emisi rumah kaca tetapi menangani dampak kemanusiaan akibat perubahan iklim,” ujar Francesco Rocca, Presiden IFRC dalam keterangan tertulis yang diterima Seputarpapua.com, Selasa (05/10/2021).

Laporan ini disampaikan satu tahun setelah adanya analisis terhadap meningkatnya risiko akibat cuaca ekstrem pada masa krisis pandemi Covid-19. Pandemi yang masih berlangsung menimbulkan malapetaka terhadap kesehatan jutaan manusia di dunia, serta dampak tak langsung akibat upaya pembatasan.

Krisis rawan pangan dari perubahan iklim diperparah dengan adanya virus Covid-19 serta sistem kesehatan yang telah mencapai ambang batas kemampuannya, serta masyarakat rentan yang harus menanggung dampak terbesarnya.

Di Afghanistan, dampak kekeringan berkelindan dengan konflik serta Covid-19 yang telah melumpuhkan produksi pangan pertanian dan merusak hasil peternakan serta berujung pada terjadinya kelaparan dan malnutrisi bagi jutaan warganya. Bulan Sabit Merah Afganistan turut memberikan bantuan di antaranya dalam bentuk bahan pangan serta bantuan tunai untuk pembelian makanan, menanam tanaman tahan-kekeringan, dan perlindungan ternak.

Di Honduras, ribuan manusia kehilangan tempat tinggal dan mengungsi akibat badai Eta dan Itoa di tengah pandemi sehingga mengungsi ke ke tempat pengungsian dengan mengimplementasikan berbagai pembatasan fisik sebagai upaya perlindungan dari penyebaran virus Covid-19.

penulis : Saldi
editor : Mish

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

JADWAL IMSAKIYAH KAB.MIMIKA
TANGGALIMSAKSUBUHZUHURASARMAGRIBISYA
28/03/202404:3104:4112:0115:1218:0319:11
29/03/202404:3004:4012:0115:1218:0219:11
30/03/202404:3004:4012:0015:1218:0219:10
31/03/202404:3004:4012:0015:1218:0219:10
01/04/202404:3004:4012:0015:1318:0119:10
02/04/202404:3004:4011:5915:1318:0119:09
03/04/202404:2904:3911:5915:1318:0019:09
04/04/202404:2904:3911:5915:1318:0019:08
05/04/202404:2904:3911:5915:1318:0019:08
06/04/202404:2904:3911:5815:1317:5919:08
07/04/202404:2904:3911:5815:1317:5919:07
08/04/202404:2804:3811:5815:1317:5819:07
09/04/202404:2804:3811:5715:1317:5819:07

KONTEN PROMOSI