Isi BBM Pakai Qr Code Sudah Berlaku di SPBU Mimika, Baru 3.300 Kendaraan Terdaftar

Petugas SPBU SP2 saat melakukan scan barcode untuk pengisian BBM subsidi jenis solar. (Foto: Anya Fatma/Seputarpapua)
Petugas SPBU SP2 saat melakukan scan barcode untuk pengisian BBM subsidi jenis solar. (Foto: Anya Fatma/Seputarpapua)

TIMIKA | Pengisian bahan bakar minyak (BBM) menggunakan scan barcode sudah berlaku di SPBU di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, mulai Senin (9/1/2023).

Sales Branch Manager IV Pertamina Papua, Nanda Septriantoro mengatakan, sampai diberlakukan hari ini, baru 3.300 kendaraan roda empat keatas yang mendaftarkan kendaraannya.

Nanda menyebut, berdasarkan data dari Samsat pada tahun 2021, jumlah kendaraan roda empat keatas di Mimika berjumlah 10.000 unit.

Penggunaan barcode ini hanya untuk pengguna BBM subsidi jenis solar dan pertalite yang saat ini dijual dengan harga Rp10 ribu untuk pertalite dan Rp6.800 untuk bio solar.

Bagi pengendara yang sudah mendaftar dan melakukan pengisian dengan barcode, bisa mengisi sesuai kebutuhan tanki di kendaraan miliknya. Nanda menyebut, untuk kendaraan pribadi bisa mengisi sampai 40 liter, sedangkan roda 4 angkutan 50 liter.

Lebih lanjut, untuk kendaraan yang belum mendaftar, tetap bisa mengisi BBM dengan menggunakan nomor polisi dan hanya diberikan jatah 20 liter.

“Untuk saat ini masih diberi kelonggaran yang belum daftar bisa beli BBM subsidi tapi hanya 20 liter saja,” katanya.

Sehingga jika pengendara ingin bisa mendapat BBM sesuai kebutuhan tanki mobilnya bisa dengan segera juga mendaftar untuk dibuat barcode.

Di hari pertama pemberlakuan ini, banyak yang saat hendak mengisi BBM langsung melakukan pendaftaran di SPBU hanya dengan KTP, STNK dan foto kendaraan.

Nanda mengaku, ada pengendara yang memprotes bahwa ini terlalu cepat diberlakukan, tetapi menurutnya penggunaan barcode ini sudah disosialisasikan sejak lama.

“Banyak yang adu mulut alasannya karena katanya ini baru, kenapa sudah diterapkan,” tuturnya.

Untuk pengisian di SPBU juga tidak menggunakan handphone, dimana pengendara menunjukkan kartu barcode kemudian discan oleh petugas. Secara otomatis jumlah BBM yang akan diisi disesuaikan dengan jenis kendaraan.

“Harus scan barcode dulu baru minyak bisa keluar, kalau tidak ya tidak bisa. Kalau yang belum ada barcode, itu input nopol tapi yang keluar 20 liter,” jelasnya.

Salah satu pelanggan yang sedang mengisi BBM menggunakan barcode mengaku dengan scan barcode ini pengisian cepat dan tidak menghambat.

Sedangkan supir truk lain, Rival yang belum memiliki barcode hanya mengisi BBM 20 litr dan mengaku itu tidak cukup untuk perjalanan ke Iwaka tempatnya mengangkut material.

Selain itu, dia juga mengeluh karena setelah mendaftar, barcode baru keluar dua hari.

“20 liter hanya satu kali jalan, standar tanki ya Rp550 ribu,” pungkasnya.

 

penulis : Anya Fatma

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *