Janzen Faidiban, Web Developer yang Punya Mimpi Majukan SDM Papua

Janzen Faidiban
Janzen Faidiban

Web developer atau pengembang web adalah seorang programmer yang bekerja untuk merancang, membuat, serta memelihara situs web dan aplikasi web.

Profesi ini ditekuni oleh Janzen Faidiban, putra asli Papua yang lahir di Dosay, Kabupaten Jayapura, 26 September 1992.

Anak pertama dari enam bersaudara ini mempunyai impian yang besar untuk bisa membangun generasi Papua khususnya di bidang teknologi informasi yang saat ini sangat dibutuhkan.

Putra dari Arnold Faidiban (Alm) dan Ibu Blandina Done ini, menyelesaikan sekolah di Jayapura sejak SD. Ia bersekolah di SD Negeri Dosay lalu melanjutkan SMP di SMP Negeri 3 Sentani, lalu menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMK Negeri 1 Sentani Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan.

Guna nemperdalam ilmunya, Ia kemudian menyelesaikan pendidikan di Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) pada Fakultas Ilmu Komputer dan Manajemen tahun 2016.

Usai lulus dari bangku kuliah, Janzen ditawari untuk bekerja sebagai tenaga honorer pada salah satu instansi pemerintahan daerah di Jayapura.

Dimana, Pemda cukup membutuhkan tenaga untuk membuat aplikasi, software atau website. Namun sepertinya agak sulit menemukan sumberdaya di bidang yang kurang diminati di Papua ini.

Janzen lalu termotivasi untuk fokus membuat website. Bermula dari website biasa, hingga mampu membuat aplikasi dan software untuk keperluan baik instansi pemerintah, pendidikan, dan lainnya.

“Jadi itu motivasinya. Sehingga saya mau fokus untuk ambil web developer,” jelas Janzen kepada Seputarpapua.com, Sabtu (18/9/2021).

Seiring berjalannya waktu, pemuda yang memiliki hobi sepak bola dan musik ini bersama dengan seorang rekannya mendirikan IT Konsultan di Papua.

“Jadi ada kakak tingkat waktu di SMK dia lulus duluan, lalu kuliah, dia lulus dan kembali ke Papua kemudian dia juga berpengalaman jadi freelancer di luar Papua dan saat itu saya masih kuliah. Kami coba-coba tangani project kemudian muncul ide buat satu perusahaan,” kisahnya.

Akhirnya, ia dan rekannya tersebut membuat satu perusahaan yang diberi nama ‘Nokenweb’. Namun karena nama tersebut terdengar sempit hanya fokus di web saja, akhirnya diubah menjadi ‘Nokensoft’. Sebuah brand lebih luas dan bisa menangani bukan hanya web saja, tetapi juga bisa menciptakan aplikasi di desktop, e-Mobile dan lainnya.

“Kami sistem kerjanya ketika ada project yang jika kita butuh tenaga maka kita ajak yang lain untuk bekerja sama. Sejauh ini  memang kita tidak punya kantor. Kami biasa kerja remote. Kalau ada project baru kami kerja, tapi kalau tidak ada project kami biasa pakai waktu untuk belajar seputar web dan lainnya,” kata dia.

Sudah banyak project yang ditangani Janzen dan rekannya. Misalnya membuat website system informasi, baik yang menggunakan web browser bahkan aplikasi.

“Kebanyakan sih dari pihak pemerintah, dinas-dinas, ada juga dari Polri juga organisasi pendidikan,” terangnya.

Ada satu project cukup besar yang ditangani Janzen dan rekannya di lingkungan pemerintahan. Mereka menciptakan aplikasi manajemen untuk memudahkan kerja manajemen pemerintahan yang sebelumnya bersifat konvensional seperti mengetik lalu print.

“Kami ciptakan aplikasi website supaya kurangi pekerjaan. Jadi semua system terintegrasi di satu komputer, semua orang bisa input ke system itu misalnya dari admin, operator dan pengguna bisa memasukan data. Pernah juga buat formulir pendaftaran online seperti beasiswa dan lainnya,” kata dia.

Lewat perusahaan yang dibangun bersama rekannya tersebut, Janzen memiliki visi untuk membuat komunitas yang belum pernah ada di Papua berkaitan dengan IT agar bisa menciptakan SDM Papua yang handal di bidang teknologi khususnya programer.

Akhirnya dibentuklah komunitas ‘Sacode’ yang merupakan tempat kursus dan komunitas belajar pemrograman komputer, juga komunitas sebagai wadah untuk semua anak-anak yang berkuliah di Papua.

“Jadi komunitas ini ada dua visi yaitu pertama orang mau belajar kemudian visi kedua orang orang yang mau mengajar dan berbagi. Jadi biasanya sudah berpengalaman mereka juga sudah terlibat di komunitas mereka punya pengetahuan bisa share ke teman lainnya,” kata Janzen.

Dalam komunitas ini sering berkumpul semua anak-anak di Papua yang mau belajar, dimana ada pula jadwal khusus untuk berdiskusi bersama dengan orang-orang yang sudah berpengalaman.

“Saya pikir di Papua ini kita tidak punya komunitas. Kita buat komunitas ini pertama adalah komunitas untuk tempat kita bisa timbulkan mentor atau senior yang bisa punya pengalaman, karena ini juga targetnya adalah teman-teman yang sedang kuliah di Papua,” jelasnya.

Menurutnya, jika dibandingkan dengan di luar Papua, sudah cukup banyak komunitas baik di kampus atau di luar kampus atau bahkan ada yang sudah profesional tapi khusus di Papua sejauh ini belum ada.

“Sehingga kita coba buat satu untuk menjaring teman-teman juga, sekaligus kalau di Papua yah targetnya adalah teman-teman yang ada di Papua,” ujarnya.

Menurut Janzen, pencapaian terbesar yang dihasilkan sebagai Web Developer dimana sebelumnya hanya sebagai freelancer kemudian saat ini sudah menjadi sebuah perusahaan.

Dari pengalaman Nokensoft yang didirikan bersama temannya, salah satu hasil yang menurutnya lahir dari pengalaman bekerja sebagai Web Developer adalah memiliki ide membentuk komunitas.

“Komunitas Sacode seperti sekolah Coding (pemograman) kalau kursus bahasa inggris, fotografi saya pikir cukup banyak tapi coding itu yang perlu kita mulai juga jadi itu pencapaian yang menurut saya sebagai pengalaman luar biasa sebagai web developer,” ujarnya.

Janzen memiliki impian, ketika anak-anak Papua juga mampu untuk menjadi web programmer, web developer, soft developer dan lainnya. Bukan hanya software, tapi juga lainnya yang berhubungan dengan IT dimana semua hal bisa dilakukan dan cukup luas.

“Artinya kita juga bisa ciptakan prodak yang saat ini dibutuhkan di Papua karena sejauh ini misalnya dari pihak Pemda atau perusahaan atau lainnya biasanya mereka perlu mendatangkan sumber daya dari luar Papua untuk merealisasikan teknologi, yang berkaitan dengan bidang ini,” harapnya.

Ia berharap, kedepan anak-anak Papua juga bisa menangani project yang berkaitan dengan IT. Dengan begitu, menurutnya, hal tersebut bisa ia bantu dengan memulai dari komunitas.

“Kemudian di komunitas Sacode ini ada target untuk coding atau programer, bisa masuk mulai dari ekstrakurikuler di dunia pendidikan, bahkan juga bisa masuk sampai di dalam kurikulum,” kata Janzen.

Pria yang sedang mengejar mimpi untuk bisa traveler ke luar negeri ini memiliki pesan penting untuk anak-anak Papua.

“Saat ini kebutuhan akan programer dan developer di bidang software atau hardware itu sangat dibutuhkan dan kita kekurangan sumber daya. Diharapkan teman-teman bisa terjun dan ambil bagian untuk sama-sama ambil bagian agar lebih besar dan bermanfaat untuk bantu membangun kita punya tempat,” pungkasnya.

Reporter: Kristin Rejang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

JADWAL IMSAKIYAH KAB.MIMIKA
TANGGALIMSAKSUBUHZUHURASARMAGRIBISYA
28/03/202404:3104:4112:0115:1218:0319:11
29/03/202404:3004:4012:0115:1218:0219:11
30/03/202404:3004:4012:0015:1218:0219:10
31/03/202404:3004:4012:0015:1218:0219:10
01/04/202404:3004:4012:0015:1318:0119:10
02/04/202404:3004:4011:5915:1318:0119:09
03/04/202404:2904:3911:5915:1318:0019:09
04/04/202404:2904:3911:5915:1318:0019:08
05/04/202404:2904:3911:5915:1318:0019:08
06/04/202404:2904:3911:5815:1317:5919:08
07/04/202404:2904:3911:5815:1317:5919:07
08/04/202404:2804:3811:5815:1317:5819:07
09/04/202404:2804:3811:5715:1317:5819:07

KONTEN PROMOSI