Kapolres Merauke Janji Selidiki Kelangkaan BBM dan Keterlibatan Oknum Anggota

Pengendara antre BBM di Merauke, Senin (25/7/2022)
Pengendara antre BBM di Merauke, Senin (25/7/2022)

MERAUKE | Kapolres Merauke, AKBP Sandi Sultan menyatakan bahwa dia akan segera menyelidiki masalah kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi pada sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) ataupun APMS di kabupaten tersebut.

Sandi juga berjanji akan menyelidiki dugaan keterlibatan oknum anggota Polri dalam membackup aktivitas penampungan bahan bakar minyak secara ilegal di Merauke.

“Masalah terkait BBM subsidi memang tidak semuanya diserahkan kepada Polri. Untuk kelangkaan BBM di Merauke, kami akan melakukan penyelidikan,” kata Sandi Sultan kepada wartawan di Merauke, Senin (25/7/2022).

Polisi setempat, kata Sandi, segera membantu pihak Pertamina untuk menertibkan penjualan BBM jenis Pertalite yang dijual oleh pengecer di kios-kios atau tempat usaha lainnya di Merauke.

Kapolres Merauke berharap, ke depan Pertamina maupun SPBU di Merauke tidak memberikan kesempatan dan peluang kepada masyarakat untuk membeli Pertalite atau Solar dalam jumlah banyak untuk dijual kembali.

“Pegawai SPBU harus juga tertib untuk tidak melayani pembelian dengan jeriken, harus juga tahu standar pengisian bahan bakar minyak untuk kendaraan, dan dicatat nomor kendaraannya. Dengan demikian ada kontrol, sehingga tidak disalahgunakan,” kata dia.

Terkait dugaan keterlibatan oknum anggota Polres Merauke yang “bermain” BBM subsidi, Sultan Sandi menegaskan bahwa dia segera melakukan penyelidikan terhadap hal tersebut. Jika ditemukan adanya keterlibatan anggota Polri, pihak yang terlibat diproses secara hukum.

“Tidak ada polisi yang kebal hukum. Saya segera cek dan lakukan penyelidikan terkait ini (keterlibatan oknum polisi). Mereka oknum anggota yang ikut bermain itu, saya ingatkan dari sekrang supaya berhenti, jangan membekingi. Kalau terbukti saya akan proses,” pungkasnya.

Berdasarkan informasi media ini, para pelaku pengetap BBM subsidi di Merauke diduga dilindungi oknum aparat keamanan setempat. Para pengetap memberi “upeti” setiap bulan berupa uang kepada oknum aparat keamanan di sana.

Advertisements

Salah seorang pengetap BBM di Merauke yang enggan menyebutkan namanya, mengatakan bahwa mereka juga ikut mengantri di SPBU dengan menggunakan kendaraan roda dua dan empat.

Menurut dia, mereka (para pengetap) oleh petugas SPBU diperbolehkan membeli bahan bakar lebih dari standar atau jumlah yang ditentukan. Mereka juga bisa datang mengantri kembali membeli BBM, meskipun plat nomor kendaraan telah dicatat petugas.

“Untuk roda empat standar biasanya 20 liter pengisian, tapi kita bisa beli lebih dari itu. Jumlah pengetap di Merauke banyak, sekitar puluhan pengetap. Memang kita biasa setor setiap bulan kepada oknum aparat. Besarannya Rp1,5 juta hingga Rp3 juta, biasanya pertengahan bulan atau di akhir bulan,” tuturnya.

Dia menambahkan, bahan bakar yang dibeli dari SPBU atau APMS itu oleh pengetap dikumpulkan di suatu tempat, kemudian dijual kembali.

“Kalau saya ngetap solar pakai mobil, ada juga yang ngetap pertalite pakai motor dan mobil. Kami antri biasanya di jam-jam tertentu atau tunggu saat SPBU mau tutup,” tandasnya.

Beberapa bulan terakhir, bahan bakar minyak jenis Solar dan Pertalite sangat langka didapatkan. Stok Pertalite di segenap SPBU atau APMS di Kabupaten Merauke selalu tidak tersedia. Ironisnya, penjualan Pertalite di tingkat pengecer justru menjamur.

Advertisements

“Pertalite di SPBU-SPBU selalu kosong, kalau Pertamax ada. Berulangkali kita mau isi Pertalite di SPBU selalu habis kata petugas. Baik pagi, baik siang maupun malam selalu habis. Lucunya di kios-kios justru banyak. Kami rugi tentu,” ungkap Elisabeth, salah satu warga Merauke.

 

penulis : Emanuel
editor : Aditra

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan