Kasus Diare di Mimika, Dalam Kota Lebih Tinggi Dibanding Daerah Pegunungan

Ilustrasi
Ilustrasi (Foto: Freepik)

TIMIKA| Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra mengatakan, kasus diare di Kabupaten Mimika, di dalam kota jauh lebih tinggi dibanding daerah pegunungan.

Dalam satu hari bisa ditemukan sekitar 100-200 kasus di seluruh Puskesmas dalam kota.

“Bulan Juni, Juli, dan Agustus waktu musim hujan, itu kasus diare tinggi sekali apalagi tipes,” kata Reynold kepada Seputarpapua, Jumat (7/10/2022).

Angka ini, kata Reynold jika dibandingkan dengan wilayah gunung sangat berbeda.

“Kalau saya bandingkan dengan Tsinga atau Jila, itu angkanya jauh lebih kecil, di Tsinga itu 1 kasus diarenya kita ketemu paling dua atau tiga bulan. Tapi di timika setiap hari ditemukan,” ujarnya.

Dijelaskan indikator dari kasus diare adalah lingkungan yang kotor, dan perilaku hidup sehat. Reynold menilai di dalam kota, masyarakat masih belum sepenuhnya menerapkan lingkungan yang bersih.

“Kalau di gunung, airnya, masyarakat membuang sampah tidak sembarang, sumber airnya juga baik, limbah rumah tangga itu sudah diatur kaya di Kampung Beanegogom itu, MCK-nya juga bagus,” ungkapnya.

“Pola ini juga sama seperti penyakit tipes dimana indikasinya adalah makanan dan minuman yang tercemar dengan kotoran atau tinja manusia atau hewan dan itu fakta yang terjadi,” lanjutnya.

Didalam kota, penyakit diare selalu masuk dalam tiga besar penyakit selain malaria dan Ispa.

“Ini adalah penyakit yang berhubungan dengan lingkungan dan perilaku manusia. Penyakit yang menggambarkan kondisi lingkungan dan karakter hidup manusia untuk pola hidup sehat,” pungkasnya.

penulis : Kristin Rejang
editor : Saldi Hermanto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.