Kasus Malaria di Kota Jayapura Masih Tinggi, Melebihi Indikator API

Wakil Wali kKota Jayapura, Rustan Saru saat menyampaikan sambutan pada acara Workshop Anlisa Situasi malaria di Kota Jayapura, Kamis(18/11/2021). Foto: Adi/Seputarpapua

JAYAPURA | Angka kasus malaria di Kota Jayapura, Papua masih tergolong tinggi.

Berdasarkan indikator Annual Parasite Incidence (API), daerah endemis yang tergolong tinggi malaria yakni lebih dari 5 per 1000. Sementara di ibu Kota Provinsi Papua itu 63 per 1000.

Wakil wali Kota Jayapura, Rustan Saru mengatakan, dari hasil analisis Dinas Kesehatan Kota Jayapura menyebutkan di Distrik Muara Tami khususnya wilayah Koya Barat sampai di 600 per 1000.

“Artinya bahwa itu sangat tinggi sekali. Inilah yang akan menjadi tugas kita bersama untuk mengeliminasi ini,” kata Rustan usai membuka Workshop
Analisa situasi malaria di Hotel Horison, Kotaraja, Kamis (18/11).

Ia berharap semua stakeholder bersatu guna memberantas kasus malaria di Kota Jayapura, sebab batas eliminasi nasional di Provinsi Papua untuk menyelesaikan kasus malaria di tahun 2030.

“Ini tugas kita, dari Pemda dan semua stakeholder untuk menjawab tantangan ini dan menyelesaikan permasalahan malaria,” harapnya.

Ia berujar, angka kesakitan malaria di Kota Jayapura masih sangat tinggi karena sebagian masyarakat belum mampu menjawab dan mengetahui penyebab malaria.

“Saya kasih contoh masyarakat kita belum bersatu melakukan pencegahan misalnya, diberikan kelambu tapi tidak pakai disuruh bersihkan got tidak juga, disitukan tempat bersarangnya nyamuk,” ujarnya.

Sementara Kadinkes Kota Jayapura, dr Ni Nyoman Sri Antari mengatakan, kesakitan malaria jika dibiarkan maka akan sangat berbahaya.

“Kalau malaria ini dampak panjangnya bisa gagal ginjal, gangguan hati itu bahayanya yang tidak disadari oleh masyarakat,” katanya.

Ia mengakui, pihaknya sudah melakukan langkah-langkah percepatan untuk pengendalian malaria dengan melakukan pemeriksaan darah massal.

“Ini harus kita kerjakan bersama tidak bisa kami saja. Sama dengan Covid kalau kita rame-rame kerja kita bisa tekan,” katanya.

Dirinya menjelaskan, di kota Jayapura kasus absolut hingga 25 ribu setiap tahun namun pihaknya terus berupaya menurunkan angka kasus tersebut.

“Karena kita juga masalah pencatatan pelaporan, yang melapor di Puskesma rutin yang berobat ke RS dan dokter praktek swasta ini yang kami juga harus butuh laporan,” pungkasnya.

penulis : Adi
editor : Mish

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *