Kembali ke Distrik Tembagapura, Masyarakat Adat Harus Dijamin Keamanannya

Terlihat seorang anak usia sekolah ikut dievakuasi bersama orang tuanya. (Foto: Sevianto/SP)
Terlihat seorang anak usia sekolah ikut dievakuasi bersama orang tuanya. (Foto: Sevianto/SP)

TIMIKA | Masyarakat adat Kampung Waa, Banti 1, Banti 2 dan Opitawak dari Distrik Tembagapura yang di evakuasi ke Kota Timika beberapa bulan lalu akibat konflik bersenjata, diminta untuk bersabar. Pasalnya, saat ini belum ada jaminan keamanan kepada masyarakat untuk bisa kembali ke kampung halaman mereka.

Ketua DPRD Mimika, Papua, Robby Kamaniel Omaleng mengatakan, pada prinsipnya DPRD peduli terhadap masyarakat Tembagapura yang di evakuasi ke kota Timika. Namun, untuk kembali ke kampung halaman, tidak serta merta berdasarkan keinginan masyarakat saja. Melainkan juga harus melihat jaminan keamaman terhadap masyarakat ketika sudah kembali ke kampung halamannya nanti.

“Kami memang ada punya kepedulian, tapi dari sisi jaminannya itu yang dipersoalkan sampai saat ini. Jaminan hidup, terus jaminan tempat tinggal, kemudian jaminan untuk mereka bebas melakukan kegiatan dan aktivitas, apakah ini dijamin atau tidak?” ujar Robby di Gedung DPRD Mimika, Selasa (28/7).

Dengan situasi yang tidak menentu di sejumlah perkampungan di Distrik Tembagapura, kata Robby, Pemerintah bersama PT Freeport Indonesia (PTFI) dan TNI-Polri perlu duduk bersama untuk mencari solusinya. Agar masyarakat Tembagapura tidak berlama-lama tinggal di Timika dengan keterbatasan yang dimiliki.

“Kita harus duduk bersama untuk bagaimana mencari solusi. Tetapi pada saat-saat ini belum bisa, mungkin setelah beberapa bulan kedepan pasti akan kita cari jalan keluar bagaimana untuk mereka ini harus naik,” katanya.

Oleh karena itu, masyarakat yang dievakuasi dari Tembagapura diminta untuk bersabar. Namun jika memaksa untuk kembali ke kampung halaman, masyarakat diminta memikirkan lagi bahwa masih ada banyak hal yang perlu diperhatikan, seperti misalnya rumah tempat tinggal mereka apakah masih layak ditempati atau tidak, begitu juga kebun-kebun yang sudah ditinggal berbulan-bulan lamanya.

“Kalau bisa bersabar, saya harap begitu. Jangan sampai mereka naik kemudian terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Inikan kita harus mengantisipasi. Paling tidak dari sisi pengamanan untuk mereka, apakah mereka naik itu ada jaminan untuk keamanan mereka bebas melakukan aktivitas atau tidak,” terangnya.

Robby juga mengapresiasi para aktivis maupun intelektual yang telah membantu masyarakat Tembagapura saat di Timika, bahkan ikut menyuarakan kepedulian mereka terhadap masyarakat yang ingin pulang ke kampung halaman. Tetapi, jangan juga sampai ada pihak-pihak yang sengaja memprovokasi masyarakat untuk memaksa sesegera mungkin bisa naik ke Tembagapura dengan tidak melihat perkembangan satuasi yang ada saat ini.

“Kita harus memastikan mereka ini bagaimana ketika naik di sana, apa jaminan untuk mereka di sana, itu yang perlu dilihat. Mereka juga tidak bisa kita nyatakan mereka turun, ya turun terus, tidak,” pungkasnya.

Advertisements

 

Reporter: Saldi
Editor: Misba Latuapo

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan