Ditanya mengenai rapid buatan Indonesia dari pemerintah pusat buatan Indonesia, Reynold mengungkapkan bahwa memang ada alat rapid test yang didatangkan untuk Papua sebanyak 14.000 buah.
“Kemarin mereka datangkan rapid test tapi saya tidak tahu itu buatan Indonesia atau import,” katanya.
Lebih lanjut, Reynold mengaku masih tetap menggunakan Peraturan Bupati dalam menarik biaya rapid test bagi pelaku perjalanan.
“Iyaa.. biaya tetap pakai SE bupati,” katanya.
Dalam satu Minggu terakhir, ada 3.000 alat rapid test yang datang dan sudah habis digunakan untuk pelaku perjalanan.
“Karena orang yang keluar masuk Timika per hari itu 1.000 orang,” ungkapnya.
Reynold menambahkan, rapid test yang disediakan oleh pemerintah ialah untuk masyarakat di Mimika.
Sehingga masyarakat juga bisa membedakan, bahwa jika ingin melakukan perjalanan dan melakukan rapid test sebagai syarat keberangkatan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, sehingga harus membayar biaya yang ditetapkan.
“Kalau anda mau rapid test, kami sediakan tapi biayanya segini, kenapa bayar? Karena memang bukan untuk anda tapi untuk kami yang tinggal di dalam Timika,” tambahnya.
Tinggalkan Balasan