Jadi, karakter tersebut harus terus digelorakan, sehingga semuanya menjadi bangsa yang rukun, harmoni, bangsa yang menghargai perbedaan, yang menghormati kemajemukan bangsanya sendiri.
“Oleh karena itu semuanya ditunjukan adalah bagaimana langkah – langkah pendekatan lunak, sinergi diantara komponen pemerintahan dan masyarakat menuju sebuah kebaikan. Jadi kita setidak – tidaknya terus mempromosikan hal itu,” kata Boy Rafli.
Dikatakan di dunia ini, tentunya semua manusia tidak suka akan permusuhan dan kebencian.
“Saya yakin kita semua sebagai bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, karena salah satu dari tujuan nasional kita itu adalah turut serta mewujudkan perdamaian dunia,” ujarnya.
“Jadi kita semua mempromosikan ke arah sana (Soft Approach), ini tentu berlaku untuk seluruh negara Republik Indonesia, dari Aceh sampai Papua. Program – program ini yang harus kita ajak kepada seluruh lapisan masyarakat,” pungkasnya.
Saat ditanya apakah KKB memiliki tujuan mengganggu agenda besar di Papua, yakni PON XX, Boy Rafli mengatakan jika dipelajari dari motif teroris antara lain adalah memiliki motif ideologi, politik, gangguan keamanan, ingin mengganggu masyarakat, ingin masyarakat itu tidak boleh hidup dengan tenteram.
“Jadi kalau itu faktanya ternyata ada berarti itu adalah pihak – pihak yang layak diduga melakukan upaya -upaya terorisme. Jadi kita lihat dari aspek hukum semuanya,” ujar Boy.
Kemudian, harus berupaya mengeliminasi potensi – potensi yang mengarah terjadinya gangguan – gangguan yang menimbulkan keresahan dalam masyarakat.
“Jadi intinya kita semua ingin mewujudkan kedamaian, mewujudkan sebuah kondisi yang kondusif, agar proses kegiatan masyarakat, pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah pusat dan daerah bisa berjalan dengan baik dan berdampak pada lahirnya kesejahteraan bagi masyarakat kita,” kata Boy Rafli.
- Tag :
- Boy Rafli Amar,
- Kepala BNPT,
- KKB,
- Papua,
- Teroris Papua
Tinggalkan Balasan