TIMIKA | Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia menegaskan tidak menerima tambahan peserta program beasiswa tahun ajaran 2023.
Hal ini dikarenakan jumlah peserta yang mengikuti program beasiswa sudah melebihi kuota. Saat ini jumlah peserta program beasiswa YPMAK berjumlah 3.106 anak. Jumlah tersebut melebihi kuota yang ditentukan, yakni 3.000 peserta.
Kepala Divisi Pendidikan YPMAK, Fery Uamang mengatakan, dalam waktu dekat ini akan ada tahun ajaran baru. Biasanya, masyarakat Mimika khususnya Amungme dan Kamoro serta 5 suku kekerabatan mengetahui bahwa setiap tahun YPMAK menerima peserta program beasiswa. Sehingga mereka akan mendatangi YPMAK untuk mendaftar.
Namun ia menegaskan, YPMAK tidak menerima peserta baru. “Hal ini disampaikan agar masyarakat mengetahui dan tidak datang lagi ke YPMAK untuk mendaftarkan diri sebagai peserta program beasiswa,” tegas Fery di Hotel Horison Ultima Timika, Rabu (8/2/2023).
Kata Fery tidak adanya penerimaan peserta program beasiswa di 2023 ini, merupakan putusan dalam rapat pembina YPMAK pada Desember 2022.
“Jumlah penerima program beasiswa sampai 3.106, karena waktu itu kami melihat adanya masyarakat yang ekonomi lemah, sehingga membantu mereka,” kata Fery.

Selain kuota, alasan lainnya adalah masalah anggaran yang sangat terbatas.
Tahun ini anggaran yang dikucurkan PT Freeport Indonesia ke YPMAK terbesar diperuntukkan untuk pendidikan, yakni sebesar Rp260an miliar. Sehingga apabila masih menerima peserta program beasiswa, maka anggaran akan membengkak.
“Dulu saat masih menerima peserta program beasiswa, kami undang mitra pendidikan untuk melakukan seleksi. Dan peserta yang lolos dikirimkan ke kota studi, tempat mitra pendidikan YPMAK. Tapi tahun ini hal itu tidak dilakukan,” ujarnya.
Peserta Harus Manfaatkan Kesempatan dengan Baik
Ia berpesan kepada seluruh peserta program beasiswa di seluruh kota studi, baik di Indonesia maupun luar negeri untuk mempergunakan kesempatan beasiswa dengan baik.
“Jangan berpikiran bahwa mereka (anak-anak Amungme dan Kamoro serta 5 suku kekerabatan lainnya) yang memiliki gunung sehingga Freeport bisa memberikan begitu saj,”katanya.
Tetapi, mereka harus melihat bahwa hal ini sebagai kesempatan yang didapatkan dan harus digunakan dengan baik.
“Kami sudah tentukan untuk waktu studi selama 5 tahun dan kalau bisa kurang. Karena, kalau mereka lulus maka bisa digantikan dengan peserta baru. Dimana peserta baru ini memiliki hak sama untuk pendidikan,” katanya.
Ia menambahkan, tahun ini pihaknya akan melakukan kunjungan ke mitra-mitra pendidikan. Tujuannya untuk melihat anak-anak yang sudah disurati agar studi tepat waktu (5 tahun).
Apabila dalam kunjungan nanti ada perbaikan dari peserta yang menerima surat, maka bisa saja tolerir. Namun, jika tidak ada, maka langsung diberhentikan.
“Kami lakukan ini karena sudah mengeluarkan biaya banyak untuk peningkatan kualitas pendidikan anak-anak. Sehingga mereka harus gunakan itu dengan sebaik-baiknya. Dan ini demi masa depan mereka,” tuturnya.
Tinggalkan Balasan