Anggota KKB yang meninggal dunia dan satu orang yang diamankan tersebut, kata Kamal, terlibat dalam penembakan tim TGPF yang dipimpin Benny Mamoto pada tanggal 9 Oktober 2020 lalu.
“Hasil penyidikan tim membawa petunjuk lokasi persembunyian 50 orang KKB kelompok Sabinus Waker. Tepat setelah penindakan, beredar narasi penembakan terhadap remaja katekisan,” ucapnya.
Kamal bilang, diksi katekisan digunakan oleh KKB untuk menggiring opini berbasis agama. Padahal, menurutnya, setelah dikonfirmasi pihak keluarga korban menyatakan remaja itu telah dengan sukarela bergabung dengan KKB.
“Pada penyerangan tersebut, remaja dipersenjatai mirip seperti strategi perang di Sudan. Kelompok pemberontak akan mengkader anak di bawah umur dan dipersenjatai untuk dibodohi menjadi tameng hidup saat terjadi penindakan,” katanya.
Klaim yang sama sebelumnya disampaikan Kepala Penerangan Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa. Menurutnya, penindakan ini merupakan hasil pengembangan pasca penghadangan TGPF oleh KKSB pada 9 Oktober lalu.
“Hasil pengembangan dan pengumpulan informasi dari masyarakat, diperoleh informasi akurat bahwa salah satu kelompok KKSB bermarkas di Kampung Jalai, Distrik Sugapa,” katanya.
Penindakan dimulai pukul 05.30 WIT oleh Tim Gabungan TNI-Polri dan berhasil menewaskan 1 anggota KKB atasnama Rufinus Tigau dan mengamankan 2 orang lainnya, salah satu mengaku adik dari Rufinus Tigau.
“Darinya diperoleh keterangan bahwa Rubinus Tigau memang aktif dalam aksi KKSB selama kurang lebih 1 tahun terakhir,” kata Suriastawa.
- Tag :
- Intan Jaya,
- Keuskupan Timika,
- KKB,
- KKSB,
- Rufinus Tigau
Tinggalkan Balasan