Kisah Pramuria di Timika kala PPKM: Kerja Jam Kantoran, Upah Minim, Rentan Kekerasan

waktu baca 7 menit
Suasana Kilo 10 di masa PPKM, Kamis (5/8/2021). (Foto: Yonri/Seputarpapua)

Biasanya, kalau mendapati pelanggan yang berlaku kasar pada pramuria, masalah tersebut langsung diselesaikan oleh Bhabinkamtibmas setempat. Seringkali masalah ini diselesaikan dengan jalan damai.

“Di sini sekarang sudah ada Pos Peka (Peduli Keamanan), biasanya langsung diselesaikan di situ. Ya tuntutan pramurianya meski begitu, mereka cuma minta dibayar saja. Kasihan, mas,” ungkap Vimi.

Diakui Vimi, pekerjaan yang dihadapi bersama teman-temannya itu tidak dijamin melalui asuransi tertentu. Sehingga, bila mendapati tindak kekerasan dan mengalami luka, teman-temannya beserta pemilik bar saling membantu memberi pengobatan.

“Saya selalu ingatin. Kalau kerja di tempat seperti ini harus pintar-pintar kita berkomunikasi. Padahal mbak-mbak itu cuma cari hidup. Banyak di sini juga jadi tulang punggung keluarga loh, mas,” pungkasnya.

 

Protokol Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala bagi Pramuria

Koordinator Pramuria, Vimi (30, samaran) menjelaskan, kesehatan pramuria merupakan hal yang diutamakan di KM 10.

Menurutnya, pihak pemerintah melalui Dinas Kehesahatan Kabupaten Mimika, Papua sering melakukan pemeriksaan kesehatan bagi alat reproduksi setiap pramuria.

“Seminggu itu biasanya 2 kali. Di cek per bar bergiliran, mas. Misal hari Senin, bar ini nanti hari Rabunya, bar itu,” jelas Vimi, Kamis.

Selain pemeriksaan kesehatan, dikatakannya, pihak Dinas Kesehatan juga masih rutin memberikan bantuan kondom untuk mencegah penyakit menular seksual (PMS) dan HIV. Setiap bar mendapatkan 1 kotak kondom, di dalamnya berisi 144 bungkus kondom.

Penulis:
Editor:

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Exit mobile version