Klemen Tinal: Puncak Pandemi Covid-19 di Papua Akhir Juni

DISKUSI - Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal menjelaskan Relaksasi Kontekstual melalui virtual. (Foto: Batt/SP)
DISKUSI | Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal menjelaskan Relaksasi Kontekstual melalui virtual. (Foto: Batt/SP)

TIMIKA | Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal menyebutkan puncak pendemi Covid-19 di Provinsi Papua akan terjadi pada akhir Juni 2020.

“Sekarang ini kita (Papua) sedang menuju puncak tersebut. Jadi penambahan kasus akan semakin banyak,” ujar Klemen dalam diskusi virtual dengan topik Kebijakan Relaksasi (Kelonggaran) Kontekstual Setelah Pembatasan Fisik dan Sosial yang Ketat, Sabtu (6/6) sore.

Acara yang dipandu Wartawan Senior Viktor Mambor itu juga menghadirkan Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wanseslaut Manggut.

Klemen menjelaskan, ada tiga hal penting yang saat ini menjadi fokus Pemprov Papua.

Antara lain, penguatan sistem kesehatan sesuai anjuran WHO dan Kementerian Kesehatan, mengantisipasi dampak sosial ekonomi akibat Covid-19, dan perlindungan sosial kepada seluruh masyarakat di Papua.

Untuk itu, lanjut Klemen kebijakan Relaksasi Kontekstual menjadi pilihan karena angka terkonformasi positif Covid-19 di Papua masih terus meningkat. Terutama pada 14 kabupaten yang masuk dalam zona merah.

“Perlu di ketahui bahwa penemuan positif di Papua itu bulan Maret. Sementara di Jakarta itu akhir bulan Januari. Jadi ada satu bulan lebih perbedaannya. Mereka (Jakarta) saat ini sudah mulai memberlakukan new normal karena kurva nya mulai menurun, kalau kita belum bisa (new normal) karena saat ini sedang menuju puncaknya,” ungkap Klemen.

“Perkiraan kami, di Papua kurvanya baru akan menurun di bulan Juli sehingga di bulan Agustus kita sudah mulai masuk New Normal,” pungkas mantan Bupati Mimika dua periode ini.

Ia menjelaskan Relaksasi Kontekstual hanya berlaku untuk 14 kabupaten/kota yang nyatakan Zona Merah.

Sementara untuk 15 kabupaten lainnya berjalan normal, namun tetap memperhatikan protokol kesehatan.

“Saya tegaskan, relaksasi bukan hanya diberikan untuk moda transportasi saja, tetapi semua sendi kehidupan. Hal ini bertujuan agar secara bertahap semua roda kehidupan termasuk sosial ekonomi bisa kembali bergairah dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan,” tutur Klemen.

Klemen menambahkan, penerapan Relaksasi Kontekstual bisa berhasil apabila hal ini didukung oleh stakeholder terutama masyarakat sebagai objek pembangunan.

“Saya yakin kalau masyarakat memahami ini dengan baik pasti kita bisa melewati pandemi,” tutup Klemen.

 

Reporter: Batt
Editor: Aditra

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *