Kue Tradisional Asal Makassar ini Digemari Masyarakat Mimika untuk Sarapan

Muhammad Hendra, penjual Kue Buroncong di Timika. (Foto: Kristin Rejang/Seputarpapua)
Muhammad Hendra, penjual Kue Buroncong di Timika. (Foto: Kristin Rejang/Seputarpapua)

TIMIKA | Sobat Seputarpapua pasti tidak asing lagi dengan kue berbentuk setengah lingkaran kecil dan memiliki rasa kelapa yang khas.

Namanya Kue Buroncong. Kue Buroncong adalah kue tradisional asal Makassar yang sudah ada sejak dahulu. Ternyata kue ini juga begitu di gemari oleh masyarakat di Timika, Papua. Bukan hanya orang yang berasal dari Makasar tatapi juga dari suku yang lain.

Di Timika, Papua banyak pedagang Buroncong, seperti di jalan Budi Utomo dan SP2. Buroncong ini dijual hanya pada pagi hari dan masyarakat sering membeli sebagai teman untuk menikmati sarapan.

Kue ini terbuat dari Parutan Kelapa, Terigu, Santan, telur dan bahan pelengkap. Cara membuat buroncong ini adalah adonan di masukan didalam cetakan lalu dibakar menggunakan bara api yang berasal dari kayu bakar.

Muhammad Hendra, seorang pedagang Buroncong di Mimika yang sudah menjajakan kue ini selama 10 tahun mengatakan dirinya sangat nyaman menjual Buroncong di Mimika

“Awalnya saya ojek, akhirnya karena agak sepi jadi saya coba Buroncong, ternyata banyak yang minat,” katanya kepada Seputarpapua.com, Jumat (2/9/2022).

Buroncong dibakar dengan kayu api kata Hendra memang merupakan salah satu ciri khas yang tidak bisa hilang.

“Kalau bakar pake kayu, aromanya lebih wangi aromanya jadi ada yang khas, dengan tungku saya buat sendiri dari barang rongsokan, kemudian di las sesuai dengan gerobak,” ucapnya.

Satu hari berjualan, ia bisa menghabiskan satu ikat besar kayu api. Pasalnya, Hendra selalu membeli kayu api sebagai stok sebanyak 1 pickup sehingga persediaan kayu untuk membakar tidak kosong.

“Disini kita jual Buroncong hanya saat pagi hari saja, kalau sudah siang orang kan sudah memilih makan berat. Tapi kalau di Makassar biasanya pagi sampai sore ada yang jual terus ditemani juga dengan es mambo,” ujarnya.

Hendra mengakui masyarakat Mimika sangat antusias membeli kue ini. Bahkan setiap berjualan di pagi hari, ia bisa membuat kue Buroncong ini hingga 400 buah.

“Banyak peminatnya diproduksi sampai 400 buah bisa habis. Satu mika isinya 12 buah, dijual dengan harga Rp10 ribu, kue paling murah dan banyak ini,” ungkapnya.

Ia sangat senang dengan antusias masyarakat yang sangat menyukai makanan tradisional.

“Saya senang karena banyak yang minat dengan makanan tradisional, semoga tidak hilang karena jaman,” Pungkasnya.

Kufron, seorang pembeli yang saat itu sementara menikmati kue Buroncong bercerita rasa dari kue tersebut sangat khas.

“Kue ini karena rasanya enak juga ini pertama kali saya ketemu di Timika, saya kan asal Jawa ciri khas saya di kampung kan serba masak dibakar sampai disini ternyata ada juga. Ciri khas jajanan kue yang dibakar enak sekali makanya saya setiap kalau mau makan, ngemil di pagi hari mengisi perut yah kesini beli buroncong ini,” katanya.

 

penulis : Kristin Rejang
editor : Felix

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *