Kurangi Emisi Gas Buang, Freeport Mulai Gunakan Tenaga Listrik untuk Operasional Mesin

TIMIKA | PT Freeport Indonesia sedang menargetkan pada 2030 mendatang dapat mengurangi emisi gas buang atau hasil pembakaran bahan bakar yang berasal dari fosil seperti minyak, gas alam ataupun batubara yang terbuang ke udara.

Direktur dan Executive Vice President Sustainable Development PTFI, Claus Wamafma menjelaskan secara global Freeport baik pemegang saham di Phoenix maupun Mind ID memiliki komitmen bersama untuk mendukung inisiatif global.

“Terakhir itu ada COP26 (Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa) di Scotlandia. Hasilnya itu bagaimana inisiatif global ini kita implementasi di Operasi kita (Freeport),” kata Claus ketika diwawancarai di Kuala Kencana, Jumat (10/6/2022).

Dikatakan banyak sekali usaha yang dilakukan Freeport. Dimana perlahan Freeport mulai beralih dari tenaga Fuel ke Elektrik.

“Kemudian pembangkit juga kita sementara menginisiasi bagaimana kita tidak menggunakan batu bara lagi tetapi kita bergerak menggunakan energi lain yang lebih ramah lingkungan,” ujarnya.

Itu merupakan contoh-contoh yang dilakukan dan bagaimana Freeport juga melalukan penanaman kembali pohon juga pohon Mangrove.

“Ini bagian dari inisiatif kita bagaimana membantu menurunkan emission gas, salah satu inisiatif dari banyak inisiatif lain yang kita coba dorong bersama-sama dan tentu bukan Freeport sendiri tetapi membutuhkan bantuan dan partisipasi dari komunitas dan lainnya,” pungkasnya.

Sementara itu VP Enviromental PTFI, Gesang Setiadi menjelaskan dengan transisi Open Pit ke Underground Freeport sudah mengurangi emisi sekitar 26 persen jika dibandingkan dengan tahun 2016.

“Komitmen kita adalah dari 2018 sampai 2030 pengurangannya 30 persen,” jelasnya.

Upayanya kata Gaesang, Freeport kini banyak menggunakan energi listrik untuk operasi underground.

Freeport kini melakukan feasibility study (studi kelayakan) juga untuk mengganti batu bara menjadi LNG (liquefied natural gas) dan itu kata Gaesang bisa mengurangi emisi 50 persen.

“Dan kita yakin, komitmen untuk memenuhi target yang 30 persen tadi (tahun 2030). Perubahan dari Batu bara ke LNG itu rencananya 2026-2027 sekarang lagi proses feasibility study dan perijinan-perijinan,” pungkasnya.

 

penulis : Kristin Rejang
editor : Batt

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *