TIMIKA | Pasca krisis keamanan di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua dalam sepekan terakhir, operator penerbangan terus mengangkut pengungsi dari wilayah itu ke Timika.
Seperti maskapai penerbangan Smart Aviation yang mengoperasikan pesawat jenis Grand Caravan. Dalam dua hari terakhir telah 11 kali melakukan penerbangan sipil mengangkut warga yang mencari perlindungan.
Rata-rata dalam satu kali penebangan mengangkut 9-12 orang penumpang.
Kepala Unit Pengelolaan Bandar Udara (UPBU) Mozes Kilangin Timika Soekarjo mengatakan, pihaknya sama sekali tidak memiliki kewenangan untuk memaksa maskapai untuk melakukan penerbangan.
“Pasca krisis keamanan di Beoga, kami menyerahkan sepenuhnya kepada operator penerbangan, kalau mereka (maskapai) merasa aman silahkan terbang, tapi kalau tidak bisa juga membatalkan penerbangan. Semua tergantung operator,” ujar Soekarjo saat ditemui di Timika, Kamis (15/4/2021).
Kata dia, operator penerbangan tentu memiliki parameter ketika hendak terbang, seperti mulai keselamatan, keamanan, cuaca, kelaikan pesawat, dan lainnya.
“Kalau mereka bilang tidak bisa terbang, maka kami tidak bisa paksa,” ujarnya.
“Selain itu, kami dengan operator adalah mitra. Dimana kami hanya menyediakan fasilitas penerbangan, sementara mereka alatnya atau modanya,” katanya.
- Tag :
- KKB Beoga,
- Pengungsi Beoga,
- Smart Aviation
Tinggalkan Balasan