Massa Pendukung AIYE Datangi Kantor KPU Mimika Menuntut Keadilan
MIMIKA, Seputarpapua.com | Ratusan massa pendukung pasangan calon (Paslon) nomor urut 03, Alexsander Omaleng-Yusuf Rombe Pasarrin (AIYE) melakukan aksi damai dengan mendatangi Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Mimika di Jalan Hasanuddin, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Rabu (10/12/2024).
Aksi damai tersebut massa pendukung Paslon AIYE membentangkan spanduk yang bertuliskan terkait hotel yang menjadi tempat pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Mimika sekaligus tempat menginap Panitia Pemilihan Distrik (PPD) milik donatur salah satu paslon. Kemudian menuding sistem penyelenggara di KPU Mimika dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Mimika adalah yang paling brutal di Indonesia.
Tak hanya itu, ada juga tulisan yang menilai bahwa KPU dan Bawaslu Mimika bermufakat jahat untuk memenangkan salah satu paslon, serta PPD juga disebut adalah ‘Man of the Match’ dari kecurangan yang terjadi dalam Pilkada Mimika.
Salah satu orator menyampaikan, Pilkada Mimika merupakan hak politik orang asli Papua sehingga harus dilakukan dengan baik dan adil tanpa adanya kecurangan. Sang orator pun menyebut, orang asli Papua ingin memimpin di daerah dan negerinya sendiri.
“Kembalikan suara kami yang sudah dicuri oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Kembalikan suara kami di Kwamki Narama dan Tembagapura yang sudah dicuri,” kata Orator diikuti teriakan massa.
Ketua Tim Pemenangan Paslon AIYE, Nalio Jangkup, mengatakan bahwa pemilu tahun ini adalah paling buruk di Mimika. Ia menyebut para penyelenggara pemilu diduga tim sukses dari salah satu paslon. Hal itu terbukti pada beberapa distrik suara paslon nomor urut 03 (AIYE) dihilangkan, mulai di Distrik Kwamki Narama, Tembagapura dan Kuala Kencana.
Karena itulah penyelenggara yang diduga sebagai tim sukses telah mengalihkan suara AIYE, dan hal ini akan dituntut demi terciptanya keadilan pemilu dan hak politik orang Papua harus dikembalikan sebagaimana mestinya.
“Jangan anggap enteng anak negeri karena bisa memimpin negerinya sendiri. Jangan ada pelantikan sebelum (suara) kami dikembalikan,” tegas Nalio Jangkup.
Sementara tim sukses paslon 03 lainnya, Gibi Kinelak, mengatakan bahwa kedatangan massa pendukung palson AIYE karena adanya sistem noken atau bungkus suara yang terjadi di Pilkada Mimika. Padahal di Mimika dan Nabire untuk wilayah Papua Tengah tidak di berlakukan sistem noken. Hal inilah yang menjadi bukti terjadinya pelanggaran dan kecurangan dalam Pilkada Mimika.
“Jangan terlalu ambisi jadi pemimpin di sini. Karena masih ada orang Papua di sini,” kata Gibi Kenelak dalam orasinya.
Sedangkan tim sukses palson 03 lainnya, Yafet Panggala, mempertanyakan mengapa penyelenggara pemilu menggunakan standar ganda. Disisi lain aturan dilakukan, khususnya kepada paslon 03 AIYE, namun disisi lain aturan yang sama tidak diberlakukan kepada salah satu paslon.
“Sampai kapan pun kami akan menuntut keadilan, karena perlakuan tidak adil dilakukan. Bahkan pendukung AIYE ditolak datang ke TPS. Kami akan tuntut sesuai aturan dan tidak akan melakukan anarkis, dan kami akan datang dengan banyak massa apabila keadilan ini tidak dilakukan,” tegasnya.
Usai melakukan aksi damai dengan menyampaikan orasi-orasi mereka di depan Kantor KPU Mimika, massa meninggalkan lokasi aksi.
Massa pun tidak bertemu dengan Komisioner KPU Mimika lantaran hari ini para komisioner sedang mengikuti pleno rekapitulasi tingkat provinsi di Kabupaten Nabire.
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis