JAYAPURA | Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Papua William Manderi, meminta masyarakat di Papua tidak panik dan terhasut oleh informasi hoax yang beredar di masyarakat hingga memicu panic buying atau belanja berlebihan di pusat perbelanjaan untuk dijadikan stok di rumah.
“Kami pastikan bahwa stok kebutuhan pangan kita masih cukup hingga empat atau lima bulan, jadi kami minta masyarakat jangan panik dan borong kebutuhan yang tak perlu. Situasi kita masih dikawal oleh semua elemen, baik pemerintah dan dunia usaha. Sekali lagi kami harap masyarakat tidak panik,” kata Manderi dalam keterangan pers kepada wartawan di Jayapura, Minggu (5/4) malam.
Menurut Manderi, status Provinsi Papua hingga saat ini masih siaga darudat dan belum dinaikkan ke tanggap darurat, sehingga masyarakat diimbau tetap tenang dan mengikuti himbauan pemerintah untuk tetap berada di rumah.
“Kepada semua masyarakat kami imbau untuk mengikuti anjuran pemerintah untuk bekerja dari rumah, belajar di rumah dan beribadah di rumah. Serta tetap menjaga jarak minimal 2 meter, baik di tempat kerja maupun di tempat belanja,” pesannya.
Menderi menjelaskan, jika ke depan kasus jumlah pasien terus bertambah dan status akan meningkat, tentu itu wewenang dan pertimbangan ada pada kepala daerah, dalam hal ini Gubernur Papua.
“Harus diingat bahwa jika ke depan ada kenaikan status dari siaga darurat ke tanggap darurat, itu semata-mata untuk mempercepat penanganan wabah ini dimana semua sumber daya harus digerakkan. Jadi masyarakat kami himbau tidak boleh panik,” ujar Manderi.
Sebelumnya di sejumlah media sosial, masyarakat Kota Jayapura, Minggu (5/4) membanjiri sejumlah pusat perbelanjaan untuk berbelanja.
Hal ini merupakan dampak dari informasi hoax berisi naiknya status Kota Jayapura menjadi tanggap darurat akibat Covid-19.
Pihak Polda Papua pun sudah mengklarifikasi bahwa informasi itu hoax dan meminta masyarakat tidak panik.
Tinggalkan Balasan