TIMIKA | Legislator Mimika, Papua, Yulian Solossa berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika melalui Dinas Kesehatan bisa mengantisipasi terjadinya kekosongan obat malaria di Mimika.
Menurut politisi asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, obat biru Primaquine untuk menangani dan mencegah penyakit malaria, sangat cocok untuk masyarakat Papua secara umum, khususnya masyarakat Mimika yang rentan dangan penyakit malaria dan disebabkan oleh parasit melalui gigitan nyamuk Anopheles tersebut.
“Kita berharap, mungkin pemerintah melalui dinas kesehatan berusaha mendatangkan, pengadaan obat malaria yang warna biru itu sebanyak-banyaknya. Karena saya lihat itu cocok bagi kita orang Papua, artinya masyarakat yang sakit,” kata Yulian saat ditemui di gedung DPRD Mimika, Selasa (14/7).
Menipisnya stok obat malaria di Mimika, kata Yulian, membuat masyarakat kebingungan serta sulit menemukan di fasilitas kesehatan yang ada di kota Timika.
Hal demikian hingga dikeluhkan masyarakat ke anggota DPRD Mimika.
“Kemarin kan banyak masyarakat yang mengeluh juga, mereka sampaikan bahwa mereka kepingin mendapatkan obat malaria yang warna biru itu,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Yulian menyarankan agar Dinas Kesehatan yang mengelola anggaran kesehatan cukup besar dapat menyetok banyak obat tersebut. Agar kedepannya tidak lagi terjadi kekosongan obat malaria seperti saat ini.
“Jadi kita sarankan kalau boleh dinas kesehatan stok obat yang warna biru itu, selalu harus ada,” ujarnya.
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Kesehatan Mimika, Reynold Ubra, mengatakan stok obat primaquine saat ini tersisa 180 dos dan diperkirakan akan habis di bulan September mendatang.
- Tag :
- DPRD Mimika,
- Kabupaten Mimika,
- Obat malaria
Tinggalkan Balasan