Melinus Jikwa, Pemuda Tolikara Penjual Es Jeruk, Hidup Mandiri Sejak Kecil

JUALAN - Melinus Jikwa saat berjualan es jeruk di wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura.Foto: Istimewa

Biasanya, Melinus mendorong gerobaknya. Namun, saat ini cuaca sedang tidak menentu. Akhirnya dirinya lebih memilih menggunakan motor yang juga adalah hasil beli sendiri karena Melinus sangat giat bekerja.

“Sekitar pukul 9 pagi saya ke pasar belanja bahan – bahan untuk jualan, setelah itu jam 11 saya sudah mulai start jualan, sampai sekitar pukul 17.30,” kata Melinus.

Es Jeruk yang dijual oleh Melinus seharga Rp5 ribu untuk satu gelas es jeruk biasa, dan Rp10 ribu untuk jus jeruk tanpa gula dan es batu.

Dengan modal setiap hari sekitar Rp250 ribu, penghasilan melki paling rendah Rp300 ribu. Namun jika ramai, penghasilannya bisa mencapai Rp500 hingga Rp600 ribu per hari.

“Saya awalnya memang suka minum jus jeruk, saya suka beli, kadang saya beli saya lihat – lihat caranya bagaimana, alat apa saja yang disiapkan jadi hanya sekedar lihat baru saya mencoba saat saat lulus SMA tahun 2019, paling tidak hampir dua tahun saya jualan es,” kisahnya.

Banyak kesan yang dialami oleh Melinus selama berjualan es. Namun yang paling berkesan menurut Melki adalah bisa mengatur manajemen kehidupan.

“Apa saja yang kita mau buat, apa saja yang kita butuh tidak bergantung pada orang lain biarpun seribu atau dua ribu dalam saku itu ada. Setiap hari artinya kita pegang uang,” ungkap anak kedua dari dua bersaudara ini.

Melinus lahir dari keluarga sederhana. Ibunya Niria Wanimbo adalah seorang wanita hebat meski hanya sebagai ibu rumah tangga dan kini berada di Tolikara. Sementara sang ayah sudah lama pergi menghadap sang khalik.

“Saya bangga lahir dari orang tua seperti mereka yang mendidik saya seperti ini,” katanya.

Hal itu membuatnya tumbuh menjadi seorang pria yang mandiri dan pekerja keras. Sejak SMP dirinya sudah memilih untuk mandiri. Masa SMP-nya dihabiskan di SMP Bonafentura, dan ia memilih tinggal di Yayasan Pokem yang beralamat di Hawai, Sentani.

Tiba saat SMA, Melinus memilih untuk mandiri dengan tinggal di kos sambil berjualan Es Jeruk.

Setiap pukul 21.00 malam hingga 05.00 pagi, Melinus mengubah profesinya dari pedagang Es Jeruk menjadi seorang security di lokasi penerbangan milik Mission Aviation Fellowship (MAF), Sentani.

“Kalau malam biasa jaga – jaga malam jadi Security begitu. Nanti pas sudah pagi, istirahat sedikit kan jaga malam jadi pulang istirahat sedikit, baru lanjut ke pasar untuk beli bahan jualan,” ujarnya.

Menjadi Security memang sudah digeluti oleh Melinus jauh sebelum dirinya menjadi pedagang es keliling. Melinus membiayai dirinya hingga lulus SMA dengan uang hasil keringatnya sendiri tanpa ada bantuan orang lain.

Usai menyelesaikan SMA di SMA YPPK Asisi Sentani pada tahun 2019, dirinya belum melanjutkan studi ke jenjang perkuliahan.

Melinus mengaku memang memiliki keinginan untuk kuliah, namun selain masih mengumpulkan uang, dirinya pun tidak mau terkesan menjadikan dunia perkuliahan hanya sebagai ajang ikut rame.

“Hati belum ada sungguh – sungguh niat karena saya tidak mau ikut rame saya masih berpikir kuliah harus ambil jurusan apa, dan saat ini masih minta petunjuk Tuhan jadi saya belum ambil keputusan,” ujarnya.

Memilih bekerja, mandiri, mencari uang sendiri sejak usia yang masih dini merupakan hal yang tidak mudah. Namun Melinus tetap menjalani, dirinya ingin membuktikan bahwa hidup mandiri itu mudah, asal mau menjalani dengan tekun.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *