TIMIKA | Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Mimika menggelar pelatihan Sport Science kepada 20 guru olahraga selama dua hari digelar di Hotel yang terletak di jalan Cenderawasih, Timika, Rabu (7/6/2023).
Dilansir dari pbdjarum.org, sport science merupakan cabang keilmuan yang bisa diterapkan untuk mengoptimalkan hasil olahraga. Tujuannya untuk mewujudkan program latihan yang sempurna sehingga atlet bisa terus fit dan jauh dari cedera.
Kepala Disparbudpora Mimika Yacob Toisuta mengatakan pelatihan diberikan dalam rangka persiapan membentuk tim sepakbola Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar Daerah (PPLPD).
“Cikal bakal pelatihan sport science ini dari PPLPD, kita mulai dari cabang bola kaki, dari bola kaki ini kita datangkan narasumber ahli untuk memberikan pelatihan kepada guru-guru olahraga tingkat SMP,” katanya saat ditemui di lokasi pelatihan.
Lanjut Yacob, usai mendapat pendidikan soal sport science, guru-guru SMP diminta membentuk tim sepakbola berisi 18 anak dari sekolah mereka, yang akan mengikuti turnamen sepakbola tingkat SMP se-Mimika dalam rangka HUT Kabupaten Mimika.
Turnamen tersebut menurut Yacob merupakan ajang seleksi pemain untuk nantinya masuk ke dalam tim PPLPD yang sedang dibentuk.
“Dari hasil turnamen akan direkrut sekitar 35 pemain yang diperkecil menjadi 19 pemain,” katanya.
Yacob menjelaskan, dalam proses seleksi yang menjadi perhatian adalah kesehatan dan umur.
“Jadi, pasti ada (pemain) yang gugur, dari 19 itu nanti di didik untuk masuk di PPLPD. Usia yang direkrut kelas 1, 2, dan 3 SMP, tapi kebanyakan kelas 1 SMP,” paparnya.
“Usai sepakbola, sistem yang sama juga akan digunakan untuk cabang atletik.
Itu tujuan kita, karena kalau kita tidak mulai pembinaan usia dini, kapan lagi? Jadi sebelum saya pensiun, saya mau meletakkan pondasi dahulu,” imbuhnya.
Tim yang dibentuk tersebut kata Yacob juga akan mewakili Mimika dan Papua Tengah jika ada ajang kejuaraan tingkat SMP se-Indonesia.
Sementara itu selaku Narasumber, Muhammad Nanang Himawan Kusuma menjelaskan sport science merupakan implementasi dari beberapa kajian ilmu seperti biomekanik dan fisiologi.
“Bio mekanik itu ilmu yang mempelajari tentang teknik, jadi analisa tentang teknik apakah menendangnya sudah benar, larinya sudah benar. Lalu ada sport fisiologi, terkait bagaimana membuat program latihan, kalau saya mau meningkatkan kecepatan program latihannya apa? Lalu ada juga soal nutrisi,” paparnya.
Nanang menyebut nutrisi berhubungan dengan asupan makanan dan protein seperti apa yang dibutuhkan oleh tubuh setelah melakukan aktivitas berat.
Nanang pun mengungkapkan ingin mengenalkan kepada para guru olahraga jika pembinaan olahraga dikelola di era saat ini dilakukan dengan cara modern, bukan konvensional atau cara lama.
“Ada ilmu yang bisa diterapkan mulai dari identifikasi dahulu, atlet ini cocok di cabor apa? Kalau di sepakbola di posisi mana? Karena kebutuhan striker beda dengan pemain belakang, jadi akan saya kenalkan dahulu secara umum dahulu sains diterapkan di mana, di sisi mana,” paparnya.
Materi yang akan diberikannya pada hari pertama adalah tentang penerapan sport science dalam idenfikasi bakat, yang dilihat dari genetik dan fisiologis.
“Kedua nanti setelah dapat atlet bagaimana cara mengembangkannya, jangan sampai sudah dapat bibit bagus tetapi metode yang digunakan tidak berbasis science, tidak terukur, kita buang waktu banyak, latihannya lama, tidak meningkat-meningkat, investasinya banyak tidak mendapatkan hasil,” paparnya.
Menurut Nanang dalam proses pengembangan akan dilakukan proses pembinaan jangka panjang. Dari proses pembinaan tersebut akan disaring bibit atlet yang di dapatkan untuk di tempatkan di cabang olahraga sesuai dengan hasil penilaian secara sport science.
“Dalam prosesnya nanti kadang-kadang atlet yang didapatkan di sepakbola tidak sesuai, bisa geser ke atletik, sebab atlet level nasional dan dunia itu tidak berangkat dari cabang olahraga dimana dia sukses,” paparnya.
Adanya pelatihan sport science akan menambah wawasan para guru olahraga, sehingga Nanang berpesan kepada peserta apabila melihat dan membina bibit atlet kemudian tidak kunjung ada kemajuan, mungkin atlet tersebut tidak cocok dengan cabor yang digelutinya.
“Jadi kalau tidak maju jangan langsung berhenti, mungkin bakatnya bagus di nomor yang lain, namun berangkat dari sepakbola atau atletik, ini yang akan saya tekankan kepada para pelatih yang notabene mereka para guru ini,” tutupnya.
Seorang peserta kegiatan, Suwandi, mengapresiasi kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh Disparbudpora tersebut.
“Untuk kegiatan sport science bagi saya sangat luar biasa, karena dimana kegiatan seperti ini sangat susah didapatkan. Nah dengan kegiatan ini kami bersyukur,” katanya.
Suwandi pun berharap kegiatan serupa tidak hanya berhenti pada pemaparan ilmu tentang rekrutmen bibit atlet berdasarkan ilmu pegetahuan dan teknologi, tetapi bagimana cara mengembangkan atlet.
“Saya ingin cabor-cabor kedepan bisa bekerjasama dengan kami untuk mencari bibit-bibit atlet muda,” tutupnya.
Tinggalkan Balasan