Mengenal Leukositosis, Ini Jumlah Normalnya

Ilustrasi
Ilustrasi

TIMIKA | Jika dibandingkan dengan sel darah merah, sel darah putih memiliki jumlah yang sangat sedikit. Leukosit atau Leukositosis dalam tubuh manusia memiliki jumlah yang berbeda-beda, tergantung dari usianya.

Saat tubuh terserang oleh penyakit, leukosit akan mengalami peningkatan sebagai respons terhadap penyakit.

Dikutip yankes.kemkes.go.id, leukosit tinggi atau leukositosis adalah kondisi medis di mana seseorang memiliki jumlah sel darah putih terlalu banyak.

Leukositosis dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti peradangan, infeksi, alergi, hingga kanker darah.

Leukosit atau sel darah putih berperan melindungi diri dari infeksi dan penyakit. Saat tubuh terserang penyakit, leukosit akan mengalami peningkatan sebagai respons terhadap penyakit tersebut.

Leukosit tinggi dapat menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang tidak normal dalam tubuh seseorang. Sel darah putih atau dikenal sebagai leukosit berperan untuk melindungi diri dari berbagai infeksi dan penyakit. Jika terjadi leukosit tinggi, hal ini bisa menjadi penanda bahwa ada sesuatu yang tidak normal pada tubuh seseorang.

Jumlah Leukosit Normal

Leukositosis terjadi ketika jumlah sel darah putih yang terdapat dalam tubuh lebih tinggi dari jumlah normalnya. Jumlah sel darah putih normal berbeda-beda, tergantung usia. Berikut adalah jumlah normal sel darah putih per mikroliter darah (sel/µL darah) berdasarkan kelompok usia:

Bayi yang baru lahir : 9.400 – 34.000
Balita (3-5 tahun) : 4.000 – 12.000
Remaja (12-15 tahun): 3.500 – 9.000
Dewasa (15 tahun ke atas) : 3.500 – 10.500

Gejala Leukositosis

Gejala leukositosis yang muncul pada penderitanya berbeda-beda, tergantung penyebabnya. Namun secara umum, leukosit tinggi ditandai dengan gejala-gejala seperti demam, tubuh terasa letih dan lelah berkeringat pada malam hari, lebih mudah mengalami memar dan perdarahan, berat badan turun drastis, kulit gatal-gatal dan muncul ruam, serta sesak napas.

Penyebab Leukositosis

Secara umum, leukositosis terjadi karena beberapa faktor yakni Reaksi obat yang menambah produksi sel darah putih, peningkatan produksi sel darah putih untuk melawan infeksi, kelainan sistem kekebalan tubuh yang meningkatkan produksi sel darah putih, produksi sel darah putih tidak normal karena gangguan di sumsum tulang.

Beberapa contoh kondisi atau penyakit yang membuat leukosit tinggi adalah kebiasaan merokok, stres, alergi, terutama alergi parah, infeksi bakteri seperti tuberkulosis dan batuk rejan (pertusis), obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid dan epinephrine, rheumatorid arthritis, pernah menjalani operasi pengangkatan limpa (splenektomi), polisitemia vera, leukimia.

Pemeriksaan Leukositosis

Dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang lainnya jika dirasa penyebab leukositosis pada pasien masih belum jelas. Pemeriksaan penunjang yang dapat dijalani oleh pasien antara lain Pemeriksaan dahak atau foto rontgen dada, untuk melihat apakah terjadi infeksi yang menyebabkan jumlah sel darah putih tinggi.

Aspirasi sumsum tulang, untuk mengetahui apakah terjadi kelainan pada sumsum tulang, seperti pada pasien leukemia. Pemeriksaan genetik, untuk menentukan apakah leukositosis disebabkan oleh perubahan genetik.

Penanganan Leukositosis

Penanganan dilakukan untuk menurunkan jumlah sel darah putih tergantung pada penyebabnya. Beberapa contoh pengobatan leukositosis adalah obat antibiotik, jika leukositosis disebabkan oleh infeksi bakteri.

Obat antihistamin, jika leukositosis disebabkan oleh reaksi alergi, penghentian atau penggantian obat, jika leukositosis disebabkan oleh efek samping obat.

Obat anti-radang (anti-inflamasi), jika leukositosis disebabkan oleh peradangan.
Kemoterapi, radioterapi, dan transplantasi sumsum tulang, jika leukositosis disebabkan oleh leukemia.

Komplikasi Leukositosis

Komplikasi dari leukositosis adalah leukostasis atau sindrom hiperviskositas darah. Leukostasis terjadi ketika jumlah sel darah putih melebihi 100.000 sel/µL darah. Kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan aliran darah, bahkan stroke.

Pada pasien yang mengalami sindrom hiperviskositas darah, dokter akan melakukan leukapheresis untuk mengurangi jumlah sel darah putih. Prosedur ini dilakukan dengan alat khusus yang dapat memisahkan sel darah putih dengan sel-sel darah lainnya, untuk kemudian dibuang dari tubuh.

Pencegahan Leukositosis

Pencegahan leukositosis tergantung pada penyebabnya. Langkah-langkah pencegahan tersebut mencakup menghindari hal-hal pemicu alergi, berhenti merokok, menerapkan pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah infeksi, tidak mengonsumsi obat sembarangan, khususnya obat untuk peradangan, konsumsilah obat sesuai instruksi dokter.

 

penulis : Kristin Rejang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

JADWAL IMSAKIYAH KAB.MIMIKA
TANGGALIMSAKSUBUHZUHURASARMAGRIBISYA
28/03/202404:3104:4112:0115:1218:0319:11
29/03/202404:3004:4012:0115:1218:0219:11
30/03/202404:3004:4012:0015:1218:0219:10
31/03/202404:3004:4012:0015:1218:0219:10
01/04/202404:3004:4012:0015:1318:0119:10
02/04/202404:3004:4011:5915:1318:0119:09
03/04/202404:2904:3911:5915:1318:0019:09
04/04/202404:2904:3911:5915:1318:0019:08
05/04/202404:2904:3911:5915:1318:0019:08
06/04/202404:2904:3911:5815:1317:5919:08
07/04/202404:2904:3911:5815:1317:5919:07
08/04/202404:2804:3811:5815:1317:5819:07
09/04/202404:2804:3811:5715:1317:5819:07

KONTEN PROMOSI