Di PON Papua, Sebanyak 6.442 atlet didampingi 3.000 orang pelatih dari seluruh Indonesia datang ke Papua dan menyebar di empat klaster penyelenggara yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika, dan Merauke. Sejak pertengahan September 2021, sebagian atlet sudah tiba untuk menjalani pertandingan sejumlah cabang olahraga, sebelum PON dibuka secara resmi oleh Presiden Jokowi pada Sabtu, 2 Oktober 2021.
Di tiga pekan itulah, Mama-Mama Papua berharap, sejumlah hasil kerajinan tangannya laris terbeli para pengunjung. Menambah pundi-pundi rezeki mereka.
Tetapi dampak ekonomi dalam waktu tiga pekan seperti ini tentu bersifat sementara. Hal ini diakui Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah.
“Akan terjadi aliran uang masuk dan menggerakkan aktivitas produktif seperti pasar, baik pasar barang maupun pasar jasa. Tetapi semuanya hanya bersifat sementara selama PON berlangsung,” ujar Piter mengutip Majalah TEMPO terbitan Minggu, 3 Oktober 2021.
Piter mengakui, penyelenggaraan PON di Papua memang berdampak besar terhadap perekonomian, walau hanya bersifat adhoc atau sementara. Selama PON berlangsung, akan terjadi perputaran uang yang tinggi.
Karena itu, supaya dampak perekonomian berjalan jangka panjang, menurut Piter, harus ada inisiatif dari pemerintah daerah agar sesudah PON, bisa memanfaatkan infrastruktur yang telah dibangun. Misalnya, membuat agenda-agenda olahraga lain lain ke depan yang dapat berdampak ekonomi bagi masyarakat Papua di masa mendatang.
“Sejauh mana Pemerintah Daerah mampu terus menciptakan event yang berkelanjutan memanfaatkan semua infrastruktur yang sudah mereka miliki, itu yang kita harapkan,” kata Piter.
Piter menyebut, Pemerintah Provinsi Papua dan empat klaster penyelenggara PON dapat mencontoh Palembang. Kota itu pernah menjadi lokasi penyelenggaraan PON pada 2004.
- Tag :
- Ekonomi Papua,
- PON XX Papua,
- Torang Bisa
Tinggalkan Balasan