Dengan kondisi pandemi Covid-19 di Mimika saat ini, ruang bersalin di RSUD penuh, demikian pula RSMM. Karena persalinan normal yang mestinya ada di puskesmas, itu justru dilakukan di rumah sakit.
“Siapa yang salah? Sistemnya yang salah. Sistem yang mana? Sistem jaminan kesehatan itu. Karena pasien diberikan pilihan untuk bisa memilih fasilitas kesehatan untuk bersalin,” katanya.
Supaya mengurangi beban, bukan hanya tempat tidur tetapi juga beban kerja dari petugas kesehatan, pihaknya menjaga agar jangan sampai tenaga kesehatan terpapar. Oleh karena itu harus membuat rekayasa fasilitas kesehatan pelayanan pasien Covid-19 dan pelayanan pasien non Covid-19.
“Bagaimana dengan pasien sedang? Pasien sedang hari ini yang ada di RSMM dan RSUD, itu memenuhi seluruh tempat tidur. ICU di RSUD sudah memenuhi, kemudian di RSMM pun sama. Sehingga rekayasanya adalah, kita lihat fasilitas kesehatan bisa memadai, bisa menangani pasien sedang,” terangnya.
Dengan melihat kapasitas tenaga juga fasilitas kesehatan rujukan yang ada, maka diambil langkah untuk membuka puskesmas. Bahkan telah assessment, yang layak adalah Puskesmas Mapurujaya.
“IPAL-nya (Pembuangan sampah medis) sudah ada, kemudian ruang perawatan, tenaganya tersedia, pagar untuk akses masyarakat masuk-keluar itu juga sangat memadai. Itulah sebenarnya wacana untuk dipakai,” katanya.
Tentu saja untuk sampai ke arah sana, ada tahapan-tahapan yang harus dilewati. Tahapan pertama dokter penanggungjawab, dokter spesialis penyakit dalam yang juga sudah siap, bahkan dokter PNS pun sudah ada. Ditambah lagi pada tanggal 2 Oktober 2020 akan ada tambahan dua orang dokter.
Dari sisi tenaga termasuk dokter, jika misalnya di Puskesmas Mapurujaya atau puskesmas lain dibuka rumah sakit darurat, akan ada empat shift dengan lima tim yang nantinya bertugas.
Sementara kesiapan ambulans, Dinas Kesehatan masih memiliki dua ambulans 119 dan bisa ditarik ke Puskesmas Mapurujaya.
“Intinya adalah, kita membuat rekayasa pasien (Covid-19) dengan gejala sedang, jangan memenuhi rumah sakit. Supaya pasien gejala berat itu bisa terlayani,” katanya.
Tinggalkan Balasan