Ini merupakan kerjasama yang baik antara pemerintah dan pihak hak swasta dalam hal ini PT Freeport untuk membangun daerah Mimika tidak hanya di wilayah kota tetapi hingga ke pegunungan.
“Freeport sudah bantu kita, nilainya itu kalau dihitung cukup besar,” ungkap Robert.
Biaya besar ini kata Robert karena memang untuk membangun sebuah jembatan di wilayah pegunungan memang tidak mudah khususnya untuk akses transportasi mengangkut material.
Material harus dibawa dengan helikopter yang besar. Bentangan jembatan yang digunakan juga bukan bentangan yang disambung, sehingga tentu butuh helikopter besar untuk bisa mengangkutnya.
“Heli yang dipakai itu muat satu ton keatas, biaya sewa bisa Rp200 sampai Rp300 juta untuk satu kali terbang. Jadi kali berapa trip angkut itu sudah berapa biayanya,” jelas Robert.
Ia juga mengharapkan hal yang sama kepada masyarakat untuk bisa menjaga dan merawat jembatan yang telah dibangun.
“Terima kasih itu cukup dengan menjaga jembatan yang sudah dibangun, karena membangun di gunung yang belum ada transportasi darat itu biayanya cukup tinggi,” tuturnya.
Dua jembatan ini telah dilakukan serah terima dari PT Freeport Indonesia kepada Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Distrik Hoeya.
Penandatanganan berita acara serah terima dilaksanakan di salah satu hotel di Jalan Cenderawasih, Kota Timika, Papua, Jumat (18/6/2021).
- Tag :
- Feature,
- PT Freeport Indonesia,
- Topik Khusus
Tinggalkan Balasan
Anda Harus Login untuk berkomentar. Belum Punya Akun ? Daftar Gratis