OMK Sempan Bersama Ribuan Umat Jalan Salib Hidup Kenang Wafat Yesus

SUASANA | Suasana jalan salib hidup ketika OMK dan umat kristiani tiba di Gereja Santo Stevanus, Sempan dan mengikuti proses ketika Yesus di salibkan. (Foto: Ist)
SUASANA | Suasana jalan salib hidup ketika OMK dan umat kristiani tiba di Gereja Santo Stevanus, Sempan dan mengikuti proses ketika Yesus di salibkan. (Foto: Ist)

TIMIKA | Orang Muda Katolik (OMK) Santo Valentino, Gereja Santo Stevanus Sempan melakukan jalan salib hidup bersama umat untuk mengenang wafat Yesus, Jumat (15/4/2022).

OMK memainkan peran bagaimana kisah Yesus saat disiksa hingga disalibkan. Jalan Salib tersebut dimulai dari Tongkonan, rumah adat Tana Toraja, kemudian bergerak mulai dari perhentian pertama hingga perhentian ke 14.

Dari Tongkonan, para pemeran takoh kisah sengsara Yesus bersama umat mulai berjalan kaki melewati Jalur 1 Samratulangi tembus ke Jalur dua Busiri, kemudian memasuki Jalur 3 Patimura dan tembus melewati Jalur 4 Busiri, berbelok lagi melewati jalur 5 Patimura kemudian memasuki jalan Busiri lagi dan menuju ke Gereja kemudian diperankan bagaimana Yesus dinaikan di kayu salib.

Seluruh umat yang ikut dalam jalan salib hidup tersebut terlihat khusuk bahkan ada yang meneteskan air mata karena sangat mendalami peran para OMK, dan mengingat kisah sengsara Tuhan Yesus untuk menebus dosa umat manusia.

Pastor Paroki Santo Stevanus Sempan, Maximilianus Dora mengatakan, Paskah tahun ini berbeda dengan dua tahun sebelumnya.

Dua tahun sebelumnya umat Santo Stevanus sama sekali tidak melakukan jalan salib hidup karena dalam situasi Pandemi Covid 19 dan dibatasi dengan PPKM dimana perayaan hari besar juga hanya dilakukan dengan ibadah online.

Di tahun 2022 ini, ketika pemerintah memberikan kelonggaran untuk membuka rumah ibadah secara masif tetap menjaga prokes sehingga antusiasme umat, kerinduan umat selama ini yang tidak tercapai karena situasi Covid 19 kali ini memang luar biasa.

“Begitu banyak umat yang terlibat berpartisipasi mengikuti jalan salib hidup yang diperankan oleh OMK Santo Stevanus Sempan. Dan mereka cukup memerankan dengan baik. Sehingga kita lihat umat walaupun begitu banyak tapi dengan suasana doa mengikuti jalan salib itu bahkan ada yang sampai meneteskan air mata dan sebagainya. Itu berarti mereka menghayati bagaimana penderitaan kristus dari rumah pilatus sampai ke bukit golgota,” kata pastor.

Selain itu juga umat merasakan bagaimana mereka sungguh-sungguh merindukan hal-hal seperti ini terlebih khusus di gereja katolik Santo Stevanus.

“Makna dari jalan salib hidup sebenarnya menghantar umat untuk masuk lebih dalam tentang bagaimana Yesus sendiri 2000 tahun yang lalu mengalami peristiwa yang sama, peristiwa penderitaan, wafat dan kebangkitan,” ujarnya.

Kata Pastor, umat kristiani ketika melihat jalan salib itu atau menyaksikan secara langsung secara dekat kegiatan seperti ini mereka melihatnya bukan karena perannya tapi melihat penderitaan Yesus sebelumnya

“Bagaimana ia disiksa, pengorbanannya hanya untuk menebus dosa umat manusia,” pungkasnya.

Hari ini, adalah perayaan Jumat Agung, dimana nantinya di Gereja Santo Stevanus Sempan akan ada misa peringatan ketika Yesus mati di kayu salib pada sore hari nanti.

penulis : Kristin Rejang
editor : Mish

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *