Pemkab Mimika: Mengurangi Kepadatan Karyawan Freeport Langkah yang Tepat

Reynold Ubra
Reynold Ubra

TIMIKA | Pemerintah Kabupaten Mimika dan manajemen PT. Freeport Indonesia telah membicarakan langkah-langkah percepatan pengendalian wabah virus corona baru (Covid-19) di area perusahaan itu.

Hal ini menyusul area operasi PT. Freeport Indonesia di Distrik Tembagapura menjadi wilayah dengan sebaran kasus Covid-19 tertinggi di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.

Hingga Jumat (1/5) tercatat 67 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Mimika, dimana 32 kasus berasal dari distrik Tembagapura, 15 distrik Mimika Baru, 18 distrik Wania, dan 2 distrik Kuala Kencana.

Juru Bicara Pemkab Mimika untuk penanganan Covid-19 Reynold Ubra mengatakan, langkah alternatif yang telah dibahas adalah pengurangan kepadatan karyawan di area kerja di Tembagapura.

“Ini untuk meminimalisir penularan virus di Tembagapura. Sebagaimana diketahui, kepadatan karyawan di area penambangan itu sangat tinggi,” katanya dalam video conference, Jumat.

Manajemen Freeport akan memberikan tawaran bagi karyawan untuk mengambil cuti, baik di kota Timika maupun ke luar Timika. Pemkab Mimika akan membantu perizinan penerbangan karyawan ke luar Timika

“Saya pikir itu salah satu langkah yang sangat tepat,” kata Reynold, yang juga Plt Kepala Dinas Kesehatan Mimika.

Pengurangan kepadatan dan mobilitas karyawan di area kerja Freeport agar penerapan protokol menjaga jarak fisik (physical distancing) yang ditetapkan Kemenkes RI bisa diterapkan.

Namun, kata Reynold, karyawan yang akan meninggalkan wilayah Tembagapura harus dinyatakan sehat sesuai dengam protokol Kemenkes.

“Karyawan yang dinyatakan tidak terinfeksi virus sudah pasti melalui tahapan pemeriksaan, baik rapid tes maupun pemeriksaan lain yang sangat ketat,” katanya.

Sebagaimana masukan dari bupati/wakil bupati Mimika, Freeport juga akan mengatur jam kerja pada karyawan, dengan strategi menambah shift dan mengurangi jam kerja.

“Jadi karyawan jam kerjanya dikurangi, tetapi shiftnya ditambah. Masukan ini akan dipertimbangkan oleh manajemen Freeport.

Langkah alternatif ini akan dievaluasi bersama antara Pemkab Mimika dengan manajemen Freeport pada 4 Mei nanti, setelah pihak perusahaan mengatur secara teknis bersama pekerjanya.

“Secara keseluruhan di wilayah tembagapura adalah bagaimana mengurangi karyawan di wilayah kerja,” kata Reynold.

Di samping itu, manajemen Freeport melakukan skrining penyakit komorbit (penyerta) seperti diabetes maupun jantung, untuk karyawan yang dalam kelompok itu diberikan istirahat atau cuti.

“Karena kelompok yang memiliki penyakit komorbit rentan jika terpapar corona virus, dimana akan memberikan dampak besar terhadap kondisi kesehatan mereka,” katanya.

“Saya pikir ini adalah solusi alternatif yang sangat baik supaya bagaimana bisa menghindari angka pesakitan maupun kematian karyawan yang masih produktif tapi memiliki penyakit komorbit,” lanjut Reynold.

Kebijakan lain yang tengah berjalan saat ini di wilayah Freeport, adalah penerapan physical distancing di barak tempat tinggal karyawan, maupun di dlaam bus secara diagonal (siksak) untuk menghindari penularan.

“Kesepakatan akhir dari pernyataan manajemen melalui VP Government Relation Freeport, Jonny Lingga, bahwa Freeport bersedia untuk melakulan kebijakan yang dikeluarkan Pemkab Mimika,” jelas Reynold.

 
Reporter: Sevianto
Editor: Misba

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *