TIMIKA | Dalam menangani situasi Covid-19, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika Reynold Ubra mengemukakan filosofi dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Dalam filosofi presiden yang dikemukakan Reynold bahwa meminta agar pemerintah melakukan koordinasi gas dan rem dimana rem di sektor kesehatan, dan gas pemulihan sosial ekonomi masyarakat ditambahkan safety belt di sektor keuangan.
“Filosofi presiden adalah gas atau rem. Kapan kita menancap gas dan kapan kita menekan rem. Gas dan rem artinya Covid turun maka ekonomi harus kita gas,” kata Reynold dalam rapat evaluasi tim gabungan penataan dan penertiban pasar di Hotel Horison Ultima Timika, Jumat (4/11).
Dijelaskan, jika ada kasus Covid-19 lagi, maka ekonomi juga harus dibangun sembari menjaga kesehatan dengan menaati protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus tersebut.
Artinya, dalam implementasi di Timika atau secara nasional ada beberapa indikator yang harus dipakai.
“Indikator dalam satuan. Satuan yang kami sebut disini adalah satuan waktu dalam penangan Covid-19, pemerintah pusat dan pemda menggunakan satuan waktu adalah 14 hari atau 2 minggu. Dua minggu kita melihat bagaimana reproduksi efektif,” ujarnya.
Namun, yang paling penting dalam 14 hari inkubasi Covid-19, kata Reynold ada tiga indikator utama.
Indikator pertama adalah ‘Underlying Cause of Death’ atau rata-rata kematian dari suatu penyakit.
“Sampai hari ini, Covid di Mimika tidak lebih dari 10 persen angka kematiannya. Angka kematian kita bisa mempertahankan tidak lebih dari 1 persen,” ujarnya.
- Tag :
- COVID-19 Mimika,
- filosofi,
- Reynold Ubra
Tinggalkan Balasan