Pengurus YPMAK Terpilih 2024 – 2029 Jalani Pelatihan CPSM

Para pengurus YPMAK terpilih periode 2024-2029 saat mengikuti pelatihan dan sertifikasi. (Foto: Humas YPMAK)
Para pengurus YPMAK terpilih periode 2024-2029 saat mengikuti pelatihan dan sertifikasi. (Foto: Humas YPMAK)

TIMIKA, Seputarpapua.com | Pengurus Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) periode 2024-2029 menjalani pelatihan certified professional service management (CPSM)”.

Dalam pelatihan ini, Pembina YPMAK bekerjasama dengan Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung.

Ketua Pansel Pelatihan Emanuel Parorongan mengatakan, Pansel merupakan kepanjangan tangan dari pembina YPMAK untuk mengimplementasikan proses pelatihan terhadap pengurus YPMAK terpilih periode 2024-2029.

Platihan yang berikan adalah paket pelatihan ‘manegerial development program’. Dimana dalam program itu ada sertifikasi CPSM.

“Kami sangat bersyukur karena telah memberikan kesempatan kepada pengurus YPMAK terpilih. Yangmana pelatihan ini akan jadi bekal dalam menjalankan roda YPMAK untuk mencapai visi dan misi,” kata Emanuel melalui siaran pers yang diterima seputarpapua.com, Selasa (25/9/2024).

Kata dia, dari pelatihan ini pihaknya mengharapkan bisa berjalan dengan baik sesuai kesepakatan antara pihak Pansel dengan UNPAD Bandung bahwa materi pelatihan akan dilakukan dengan metode yang luar biasa.

Metode materi yang disampaikan pun diharapkan dengan cara unik, menyenangkan, dan tidak membuat tegang peserta. Sehingga apa yang materi bisa terserap dengan baik, serta apa diharapkan bisa berjalan dengan baik.

“Apabila ada hal-hal yang bisa dikoordinasikan agar berjalan dengan baik, maka untuk tidak ragu dan sungkan mengkomunikasikan dengan Pansel. Sehingga materi bisa diaplikasikan dalam pelaksanaan program kerja untuk mencapai visi dan misi YPMAK,” ujarnya.

Pada pelatihan CPSM ini, pengurus YPMAK terpilih mendapatkan materi tentang peranan pelayanan prima. Dimana pengertian pelayanan prima adalah pelayanan yang baik dan memuaskan pelanggan atau masyarakat ataupun pemangku kepentingan.

Advertisements

Dari pengertian itu, maka harus dipahami tentang konsep dan tantangan pelayanan prima. Dimana konsep pelayanan prima tersebut menyangkut ‘attitude’ (sikap), ‘attention’ (perhatian), dan ‘action’ (tindakan).

Apabila dijelaskan lagi, attitude itu mencakup melayani pelanggan berdasarkan penampilan yang sopan dan serasi. Serta berpikiran positif, logis, dan sikap menghargai.

Attention memiliki pengertian, mendengarkan dan memahami (kebutuhan masyarakat), mengamati dan menghargai (perilaku masyarakat), serta mencurahkan perhatian.

Sementara untuk action, mencatat setiap pesanan, kebutuhan, menegaskan kembali kebutuhan masyarakat, dan mewujudkannya.

Sementara untuk tantangan dalam pelayanan prima, seperti kepuasan pelanggan yang beragam, keterbatasan sumber daya, perkembangan teknologi, dan komunikasi internal.

Materi lain adalah mengidentifikasi dan menganalisis perilaku masyarakat. Hal ini diperlukan untuk memahami keputusan pelanggan dalam memutuskan, apakah menggunakan atau tidak.

Advertisements

Pola perilaku pelanggan sendiri merujuk pada tindakan, keputusan, dan preferensi. Oleh itu perlu dipelajari model pola perilaku pelanggan, yakni attention, interest, desire, dan action (AIDA).

AIDA ini seperti, menarik calon donatur melalui kampanye pemasaran. Membangkitkan minat terhadap misi dan program yayasan. Menciptakan keinginan untuk terlibat dan memberikan donasi. Serta mengarahkan calon donatur untuk melakukan tindakan.

Materi lainnya adalah melaksanakan pelayanan kepada masyarakat melalui iven-iven sosial. Membangun dan memelihara empati.

Komponen empati sendiri seperti afektif (merujuk pada respon emosional) dan kognitif (berkaitan dengan kemampuan atau pengetahuan seseorang).

Selanjutnya materi tentang mengelola keluhan pelanggan. Materi ini penting untuk penanganan terhadap keluhan pelanggan. Biasanya ada beberapa keluhan pelanggan, seperti keluhan yang disebabkan oleh fasilitas, lingkungan tidak berfungsi dengan baik.

Keluhan karena ada sikap atau perilaku pelayanan. Serta tidak tersedianya fasilitas atau layanan khusus yang dibutuhkan pelanggan.

Pada pengelola keluhan ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yakni respon cepat, mengevaluasi, merencanakan investigasi, investigasi, tanggapan, tindak lanjut, dan sistematik.

Advertisements

Para peserta juga mendapat materi tentang menerapkan etika dan pelayanan pelanggan. Ini bertujuan untuk memahami kebiasaan maupun perilaku pelanggan.

Terakhir materi yang didapatkan dalam CPSM adalah merancang survey dan laporan evaluasi pelayanan prima. Tujuan dari survey sendiri ada banyak hal, yakni untuk mengetahui indeks kepuasan pelanggan dalam menentukan kebijakan.

Kemudian, membandingkan harapan dan kebutuhan masyarakat dengan pelayanan yang diberikan. Serta mengidentifikasi kelemahan pelayanan dari unit pelayanan.

Manfaatnya, bisa melakukan evaluasi secara berkala, perbandingan harapan dan kebutuhan, penilaian kepuasan pelanggan, identifikasi kelemahan pelayanan, gambaran umum kinerja pelayanan, dasar penetapan kebijakan, dan persaingan positif antar unit.

penulis : Mujiono
editor : Aditra

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan