Peringati HKN ke-58, Dinkes Mimika Beberkan Capaian Kinerja

Plt. Bupati Kabupaten Mimika, Johannes Rettob saat memotong tumpeng keladi dalam momen perayaan Hari Kesehatan Nasional. (Foto: Kristin Rejang/Seputarpapua(
Plt. Bupati Kabupaten Mimika, Johannes Rettob saat memotong tumpeng keladi dalam momen perayaan Hari Kesehatan Nasional. (Foto: Kristin Rejang/Seputarpapua(

TIMIKA | Pemerintah Kabupaten Mimika, Papua Tengah, melalui Dinas Kesehatan memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 58 yang jatuh pada Sabtu 12 November 2022.

Peringatan HKN Tingkat Kabupaten Mimika dilakukan Senin (14/11/2022), yang dirangkaikan dengan peresmian gedung baru Puskesmas Kwamki di Kelurahan Harapan, Distrik Kwamki Narama.

HKN tahun ini mengusung tema Nasional ‘Bangkit Indonesiaku Sehat Bangsaku’. Dengan logo kupu-kupu yang merupakan simbol metamorfosis.

Logo ini menggambarkan saat ini sedang masa transisi seluruh masa pandemi Covid-19, dan menuju ke masa endemis.

Kepala Dinas Kesehatan Reynold Ubra mengatakan, Pemkab melalui Dinkes mencoba melaksanakan enam transformasi pembangunan kesehatan secara nasional.

Transformasi pertama terhadap pelayanan kesehatan primer, yaitu bagaimana Puskesmas dan jaringan sarana prasarana publik.

“Seperti pembangunan Gedung Puskesmas Kwamki Narama yang memberikan gambaran bagaimana negara memberikan perhatian terhadap rakyat, menghargai pegawai yang bekerja,” kata Reynold dalam sambutannya.

Kedua adalah transformasi dalam pelayanan kesehatan rujukan, baik di tingkat rumah sakit.

Pemkab Mimika tentu merasa bangga dengan lima faskes layanan kesehatan rujukan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem ketahanan kesehatan Kabupaten Mimika.

Ketiga adalah transformasi terhadap pembiayaan. Pembiayaan kesehatan terutama di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Dinkes Mimika telah menerjemahkan visi dan misi kepala daerah.

Hingga 30 September 2022, peserta JKN di Kabupaten Mimika telah mencapai lebih 98 persen, dan di dalam rencana kerja (Renja) tahun 2023 akan mencapai 100 persen.

Artinya, lebih cepat satu tahun dari target yang diberikan pemerintah pusat, yaitu tahun 2024.

“Beberapa waktu lalu Pemda bersama dengan DPRD telah disepakati dan dituangkan dalam Renja dalam capaian 100 persen tahun 2023,” ujar Reynold.

Selain itu, yang keempat adalah transformasi terhadap sumber daya kesehatan. Pihak Dinkes mencoba menghitung tidak hanya jumlah, namun jenis dan sumbangan tenaga kesehatan (Nakes) minimal 9 jenis harus tersebar secara merata, baik dalam kota, pegunungan maupun pesisir.

Hingga 30 September 2022, jumlah tenaga kesehatan yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) berjumlah 864 orang.

Ini kata Reynold, berbanding hampir sama dengan seluruh Nakes, profesi kesehatan yang merupakan tenaga honorer yang saat ini sedang bekerja di lingkup Pemkab Mimika.

“Namun, berdasarkan sumber informasi data SDM kesehatan yang terdaftar di Kemenkes, seluruh Nakes yang bekerja di Mimika baik di Faskes milik pemerintah Kabupaten Mimika, maupun swasta berjumlah lebih dari 3.000 orang,” ujarnya.

Kelima adalah transformasi pembiayaan kesehatan, Pemkab Mimika memberikan komitmen yang sangat baik.

Dari lima program, 15 kegiatan dan 50 sub kegiatan Dinkes telah melaksanakan lebih dari 40 persen RPJMD Kabupaten Mimika. Pada awal tahun RPJMD alokasi untuk kesehatan lebih dari Rp91 miliar.

Di tahun 2022 naik lebih dari 4 kali menjadi Rp391 miliar. Tahun 2023 mendatang pihak Dinkes diberikan alokasi dana ‘Mandatory Spending’ 10 persen dana APBD telah dilakukan alokasi untuk pembangunan kesehatan.

“Kami yakin dan percaya bahwa komitmen pemangku kepentingan dan peran kerja kita semua, pelayanan kesehatan di Mimika akan dipercepat untuk mencapai bagaimana derajat kesehatan masyarakat yang maksimal,” ungkap Reynold.

Menurut Reynold, Dinkes juga saat ini melakukan program pembangunan kesehatan untuk mendukung visi misi kepala daerah, yaitu masyarakat Mimika yang cerdas, aman, damai dan sejahtera.

Secara khusus, pembangunan kesehatan diarahkan pada misi pertama dan kelima, yaitu membangun SDM yang cerdas dan memahami teknologi informasi, serta mewujudkan pemerintah yang bersih, berwibawa, akuntabel, profesional dan inovasi.

Dengan dasar ini, maka secara terukur usia harapan hidup masyarakat Mimika naik dari 69 tahun menjadi 71,6 tahun.

Indikator ini merupakan satu dari dua indikator indeks pembangunan manusia di Kabupaten Mimika, dan rata-rata pelayanan kesehatan ibu hamil terbanyak lebih dari 80 persen di Puskesmas

“Dari rata-rata lebih dari 5.600an ibu hamil dengan penolong persalinan terbanyak adalah tenaga kesehatan, baik di Puskesmas, klinik maupun di rumah sakit,” ujar Reynold.

Dalam masa RPJMD, lanjut Reynold, angka kematian ibu hamil mengalami penurunan dari 87,89 persen per 100 ribu kelahiran hidup tahun 2020 menjadi 78,84 persen per 100 ribu kelahiran hidup sampai 30 September 2022, atau 8 persen per 100 ribu lebih tinggi dari target tahun 2030 mendatang, yaitu 70 persen per 100 ribu kelahiran hidup.

Sedangkan kematian bayi di Mimika dari 3 per 1000 ribu kelahiran hidup, turun menjadi 0,67 per 1000 kelahiran hidup atau lebih rendah dari SdGs, yaitu 12 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2030 mendatang.

Untuk Covid-19 di Kabupaten Mimika, menurut Reynold, secara keseluruhan dapat dikendalikan dengan baik.

Hal ini karena Pemkab dan seluruh pemangku kepentingan dalam masyarakat berkomitmen melaksanakan kepatuhan dalam menjalankan protokol kesehatan.

Disamping itu, didukung dengan tingginya cakupan vaksinasi, dimana hingga Sabtu 12 November 2022, 172.185 orang sudah menerima vaksin.

“Jumlah penerima vaksin dosis pertama  mencapai lebih dari 83 persen, dosis ke dua 68,9 persen, serta dosis ketiga dan keempat masing-masing 44 persen dan 0,51 persen,” tutur Reynold.

Reynold menambahkan, saat ini Kabupaten Mimika juga dihadapkan dengan kasus Malaria, TBC dan HIV, penyakit tidak menular, serta status gizi masyarakat.

Kabupaten Mimika berkontribusi lebih dari 30 persen terhadap kasus malaria di Indonesia.

Tingginya penyakit malaria dan penyakit tidak menular lainnya dipengaruhi oleh perilaku manusia.

“Sedangkan kalau kita bandingkan determinan akses pelayanan kesehatan tidak terlalu berpengaruh terhadap tingginya penyakit menular maupun tidak menular,” ujar Reynold.

Hal ini dibuktikan dengan hasil Riset Kesehatan Daerah (Riskesdas) yang diselenggarakan oleh Dinkes bersama Freeport.

Penyakit tidak menular dan status gizi masyarakat kata Reynold, menjadi isu utama untuk pembangunan kesehatan di Mimika saat ini. Dimana penyakit stroke juga menjadi isu yang disebabkan oleh Hipertensi.

Reynold mengatakan, salah satu masalah kesehatan di Indonesia termasuk di Mimika adalah status Gizi masyarakat, dimana anak stunting adalah 6,7 persen dari 2.244 anak yang ditimbang dan diukur. Sedangkan target nasional pada tahun 2022 adalah 8 persen kemudian turun menjadi 4 persen.

“Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada Pemkab Mimika yang terus mendukung pembangunan kesehatan saat ini, dimana sudah terbukti bahwa pemangku kepentingan melalui regulasi, harmonisasi antara pihak eksekutif maupun legislatif sudah cukup baik,” ungkap Reynold.

Program kesehatan juga, kata Reynold, turut berkontribusi terhadap penguatan sumber daya ekonomi Mimika.

“Terbukti bahwa terdapat 786 tempat fasilitas umum dan 883 tempat pengelolaan pangan selalu dalam pengawasan Dinkes dan juga pihak terkait,” tutur Reynold.

Upaya penanganan kesehatan untuk peserta BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan harus berjenjang.

Dinas kesehatan, kata Reynold terus melakukan metamorfosis terhadap seluruh sumber daya kesehatan untuk menutupi disparitas baik tenaga kesehatan, faskes, ekonomi, sosial budaya, dan keamanan melalui suatu kemitraan dengan pemangku kepentingan, sektor swasta, ormas dan lembaga keagamaan.

Sementara itu, Plt Bupati Mimika Johannes Rettob dalam sambutannya mengatakan, momen HKN merupakan momentum yang luar biasa dimana masyarakat Indonesia diberikan semangat untuk bangkit dari semua bidang setelah pandemi Covid-19.

“Secara khusus, Mimika boleh bangkit terhadap semua penyakit salah satunya adalah Malaria. Momen HKN ini target kita eliminasi malaria tahun 2026 setidaknya dari 30 persen bisa turun menjadi 25 persen,” kata John sapaan karibnya.

Ia berpesan mengenai masalah kesehatan perlu adanya kolaborasi, tidak hanya menjadi tugas dari Dinkes.

“Tidak bisa kita kerja parsial sendiri-sendiri harus bekerja koordinasi komunikasi dan kolaborasi. Mari kita mulai kerja sama-sama,” ujarnya. 

Dalam momen HKN ini juga, John memberikan apresiasi kepada Nakes yang mengabdi di Kabupaten Mimika. Ia berharap agar Nakes bisa terus bekerja menjalankan tugas baik di kota, gunung maupun pesisir.

“Atas nama Pemerintah Kabupaten di momen Hari Kesehatan Nasional memberikan terimakasih kepada seluruh Nakes yang telah mengabdi baik di kota, pedalaman dan terus menerus memberikan waktu dan tenaga kesehatan untuk masyarakat Kabupaten Mimika. Saya mengucapkan terimakasih dan apresiasi setinggi tingginya,” pungkas John.

 

penulis : Kristin Rejang
editor : Aditra

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *