Namun, itu tidak menyurutkan semangat Mbak Sri untuk berusaha. Terus berusaha, itulah yang harus dilakukan setelah suaminya melepas tanggung jawab. “Sampai lahir anak ketiga hutang lunas,” katanya sambil tersenyum.
Beberapa tahun berlalu, ia memutuskan menjual rumahnya. Namun, hasil dari penjualan rumah itu dipinjam oleh seseorang yang sampai sekarang tidak dikembalikan.
Waktu itu, bersama tiga anaknya Sri mengontrak tepat di depan rumahnya yang telah dijual. Sejak saat itu, Ia terus berusaha lebih keras dan rejekinya mulai lancar, perekonomiannya juga mulai membaik.
“Yang tadinya susah makan sudah bisa makan ya,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Mbak Sri masih terus berjualan di pasar dan belum sadar tentang ramainya berjualan online di media sosial.
Pada saat pandemi sekitar Agustus 2020 lalu, pemerintah memberlakukan pembatasan aktivitas masyarakat. Waktu itu, Sri baru saja melahirkan anak keempatnya yang kini berusia satu tahun delapan bulan.
Ia memulainya dengan menjual masker. Karena pada masa itu memang masker di Timika sempat terbatas dan dijual dengan harga cukup mahal.
Lagi-lagi, Ia ditawari oleh ‘china’ untuk menjual masker. Namun, Sri meminta agar harga bisa lebih murah dibanding harga pasaran saat itu.
“Dimodali saya Rp230 juta,” kata dia.
- Tag :
- Feature,
- Inspiratif,
- Kisah Inspiratif,
- Single Mom
Tinggalkan Balasan