Kegiatan ini dilakukan bekerjasama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Asmat yang menurut Richard masih kekurangan personel. Sehingga, pendataan dan pemantauan warga baru dominan dilakukan petugas Puskesmas.
“Kalau dia datang dan mau masuk untuk menetap di distrik, kita akan foto orang itu dan kita kirim ke puskesmas (datanya). Misalnya dia tinggal di Atsj, langsung kita kirim nama dan foto orang itu untuk teman-teman di Puskesmas Atsj supaya mereka awasi selama 14 hari,” tambah Richard.
Jika dalam pemantauan ditemukan warga tersebut batuk-batuk, maka petugas Puskesmas akan memberikan obat dan melakukan rapid tes. Namun hingga saat ini belum ditemui warga yang sampai pada tahap positif Covid-19.
“Pernah ada satu warga yang reaktif saat rapid, kami langsung lakukan karantina. Namun saat diswab, syukur dia negatif,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat, Richard Marino. (Foto: Yonri)
Richard menerangkan bahwa pihaknya sangat mengantisipasi warga yang datang dari Kabupaten Mimika melalui sungai di Distrik Pulau Tiga. Mengingat angka kasus aktif di Mimika sangat tinggi beberapa waktu ini, dengan jumlah kasus aktif per 1 Oktober 518 kasus.
“Di Pulau Tiga itu pintu masuk dari Timika. Kami bahkan dirikan pos penjagaan di sana. Kalau ada warga yang biasa membawa sayur dan bahan makanan dari Timika, kami langsung periksa mereka. Juga periksa surat-suratnya. Kalau ada indikasi melanggar protokol atau surat-surat kurang lengkap, kami tidak ijinkan masuk,” tuturnya.
Richard pun mengimbau kepada warga di Asmat, untuk tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19 dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun di air mengalir.
“Sosialiasi 3 M ini kami selalu sosialisasikan ke masyarakat,” pungkas Richard.
Reporter: Yonri
Editor: Aditra
- Tag :
- Covid-19,
- Dinkes Asmat,
- Kabupaten Asmat,
- virus Corona
Tinggalkan Balasan