Dengan tekad yang kuat, Artinya harus bangun setiap pukul 05.00 pagi saat langit masih gelap untuk pergi ke kebun.
“Jam 7 atau jam 8 itu sudah keluar dari kebun langsung lanjut ke pasar, saya jual hasil kebun di pasar baru (Pasar Sentral Timika),” katanya.
Uang hasil jualan, dikumpulkan Artina untuk membiayai sekolah anaknya. Artina tidak hanya membiayai Yupi, namun juga adik-adiknya yang masih sekolah.
“Uang saya simpan sedikit-sedikit baru kalau pas semester saya kirim untuk Yupi bayar kuliah,” kisah Artina.
Artina mengaku bahagia karena Yupi sudah bisa menyelesaikan program sarjananya dan berhasil melalui perkuliahan dengan baik.
“Saya senang. Saya mau anak saya bisa menjadi orang besar, bisa mandiri, makanya saya banting tulang, kerja untuk mereka, yang penting mereka berhasil. Sekarang Yupi sudah berhasil,” ucapnya senang.
Sebagai seorang anak, Yupi Weya merasa bangga melihat perjuangan ibunda yang meski berjuang sendirian tapi ternyata mampu mengantarnya menyandang gelar sarjana.
Yupi Weya mengisahkan, ia lahir di Kampung Intan Jaya. Sejak kecil ia ikut orang tuanya menetap di Timika, kemudian sekolah di SD Kadun Jaya. Ia melanjutkan sekolah ke SMPN 4 di SP 3 lalu lanjut ke SMK Petra Timika.
Tinggalkan Balasan