Sayangnya, setiba di RSUD, Nasarius justru terlebih dahulu meninggal dunia, dan berdasar keterangan pihak RSUD bahwa korban meninggal akibat keracunan minuman.
“Awalnya istrinya menyangkal. Tetapi karena suaminya sudah meninggal, akhirnya dia mengaku bahwa dia turut terlibat mengonsumsi minuman tersebut,” kata Yosep.
Sementara itu Neventina sendiri justru baru merasakan sakit pada Minggu malam, lalu meninggal dunia pada Senin (10/8) dini hari, lantaran juga diduga akibat minuman keras yang sebelumnya turut di konsumsi.
Terkait kasus ini, Polres Mimika diminta untuk mengatensinya, lantaran bukan kali ini saja kasus kematian yang diduga di akibatkan oleh minuman keras beralkohol, yang juga diduga oplosan.
Bahkan, untuk warga masyarakat Kei di Timika, di mungkinkan sudah terdapat tujuh orang yang meninggal dunia usai mengonsumsi minuman beralkohol.
“Minuman ini apakah minuman yang oplosan atau bagaimana, kami belum tahu. Tetapi ada juga yang sudah pernah meninggal di wilayah jalan Pattimura. Selain dari Pattimura, ada juga yang meninggal di kompleks Timor, tetapi pada saat kejadian itu mereka tidak melaporkan,” ungkapnya.
Bahkan Yosep mengancam, jika Kepolisian tidak serius menangani kasus ini, maka pihaknya akan menurunkan banyak massa untuk melakukan aksi demonstrasi ke gedung DPRD Mimika.
“Kalau memang tidak disikapi dengan baik, kami akan turunkan massa dengan demonstrasi besar-besaran. Karena warga kami itu sudah sekitar tujuh orang meninggal,” ujarnya.
“Kami tetap menjunjung tinggi proses hukum, yang mana kasus ini kami yakin pihak kepolisian pasti sudah tahu,” imbuhnya.
Tinggalkan Balasan