Presiden AS Bolehkan Warganya Lepas Masker, Mengapa Indonesia Tidak?

Foto: Presiden Biden @POTUS/Twitter
Foto: Presiden Biden @POTUS/Twitter

TIMIKA | Presiden Amerika Serikat Joe Biden akhirnya mengizinkan warganya untuk beraktivitas tanpa menggunakan masker, dengan syarat sudah vaksinasi Covid-19 sesuai jenis vaksin yang digunakan di negara itu.

Presiden AS Joe Biden melalui laman instagram resmi _white house_ pada Jumat (14/5/2021), menyampaikan persyaratan bagi warga AS yang ingin melakukan kegiatan luar ruangan tanpa menggunakan masker.

“Pilihan ada di tangan Anda. Divaksinasi atau kenakan masker sampai Anda melakukannya (vaksinasi),” tulis white house (gedung putih).

Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, kebijakan otoritas terkait di AS untuk melepas masker dipengaruhi hasil penelitian jenis vaksin yang berbeda dengan yang digunakan di Indonesia.

“Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat membuat rekomendasi ini berdasar hasil penelitian terhadap vaksin yang mereka gunakan, yaitu Pfizer, Moderna dan Johnson & Johnson,” katanya dilansir Kantor Berita Antara, Jumat (14/5/2021).

Kata Tjandra, vaksin yang digunakan di Indonesia berdasarkan izin penggunaan darurat (EUA) yang dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), di antaranya Sinovac, AstraZeneca dan Sinopharm.

Menurut dia, mungkin saja ke depan vaksin di AS juga dipakai di Indonesia karena sebagian sudah tercantum di SK Menkes Nomor 84 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

“Sebagian vaksin-vaksin di Amerika Serikat rencananya akan dipakai juga di Indonesia,” kata Tjandra.

Kajian terhadap vaksin di Indonesia, lanjut Tjandra, hingga saat ini masih dilakukan Kementerian Kesehatan beserta otoritas terkait.

“Kita tunggu saja bagaimana arahan resmi dari Kementerian Kesehatan, tentu bergantung dari hasil penelitian ilmiah vaksin yang ada,” ujarnya.

Ia mengakui otoritas AS terbilang tegas dalam melaksanakan vaksinasi bagi masyarakat maupun pendatang di negara tersebut.

“Anak saya itu baru sepekan di New York, dan di Jakarta sudah menerima suntikan vaksin Sinovac dua kali, tapi sampai di AS diminta divaksin yang sudah disetujui Food and Drug Administration (FDA). Bingung juga memutuskannya, nggak ada kepustakaannya yang sudah dapat Sinovac lalu harus dapat Pfizer atau Moderna lagi,” katanya.

Terpisah, Juru Bicara Pemerintah Untuk COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, mengatakan kebijakan vaksinasi adalah salah satu dari tiga lapis utama perlindungan masyarakat agar tidak tertular COVID-19.

“Pertama adalah 3M, yakni mencuci tangan, memakai Masker dan menghindari kerumunan. Kedua, adalah 3T, yaitu tracing, testing, treatment, dan yang ketiga adalah vaksinasi,” kata dia.

Dengan demikian, kata Prof Wiku, tiga lapis perlindungan itu secara bersamaan tetap diterapkan selama pandemi belum berakhir.

“Dan belum cukupnya bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa vaksinasi tersebut telah menimbulkan cukup kekebalan seseorang maupun komunal, maka melaksanakan tiga lapis perlindungan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan masyarakat,” jelasnya.

sumber : Antara, CNBC

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *