Presiden Direncanakan Buka Pencanangan Lumbung Jagung di Keerom

Bupati Keerom, Piter Gusbager. (Foto: Mujiono/Seputarpapua)
Bupati Keerom, Piter Gusbager. (Foto: Mujiono/Seputarpapua)

TIMIKA | Presiden Joko Widodo (Jokowi) direncanakan akan membuka pencanangan lumbung jagung nasional di Kabupaten Keerom, Papua 14 November 2021 nanti.

“Terkait rencana pencanangan lumbung jagung nasional, sampai hari ini belum ada perubahan dan informasi resmi akan menyusul,” kata Bupati Keerom Piter Gusbager di Hotel Horison Diana Timika, Jumat (5/11/2021).

Kata dia, walaupun belum ada informasi resmi, komunikasi lisan dengan pihak Istana Negara ke provinsi dan kabupaten sudah jalan.

Termasuk TNI-Polri juga sudah melakukan koordinasi, menyangkut masalah pengamanan Presiden Joko Widodo ke Keerom, yang direncanakan pada 14 November 2021 nanti.

“Kita sendiri sudah menyiapkan hak-hal yang diperlukan termasuk helipad, dalam rangka kunjungan presiden untuk investasi lumbung jagung nasional di Keerom nanti,” katanya.

Bupati Keerom mengatakan, untuk proses pencanangan, pihaknya sudah menyiapkan 2 hektar lahan. Selanjutnya lahan tersebut akan bertambah, dan pada tahun 2022 nanti akan menjadi 3.000 hektar.

Kemudian, sampai pada 2024 lahan yang disiapkan untuk lumbung jagung nasional menjadi 1.0000 hektar. Sedangkan untuk rencana terbesarnya, lahan yang dibuka seluas 20.000 hektar.

“Ini semua dilakukan untuk mendukung program pemerintah, dalam rangka ketahanan pangan di Indonesia dan Papua pada khususnya,” terangnya.

Menyangku pembersihan lahan, Bupati mengatakan, akan dilakukan pembukaan dan pembersihan, sehingga lahan bisa digunakan.

Namun, untuk itu semua pihaknya menunggu tim teknis dari kementerian terkait dan Institut Pertanian Bogor (IPB), yang rencananya minggu depan akan tiba di Keerom.

“Kalau tim teknis sudah datang, lahan-lahan itu akan dibersihkan, agar siap digunakan,” tuturnya.

Bupati Keerom juga menjelaskan, tipe lahan yang disiapkan ada dua, yakni lahan bekas plasma sawit masyarakat dan lahan sekunder. Dimana lahan ini bebas dari gambut dan banjir.

“Lahan bekas plasma sawit yang sudah 25 tahun dan pernah dibuka untuk ditanam, mampu menghasilkan 6 ton untuk 1 hektarnya. Sehingga ini menunjukkan kesuburan lahan di Keerom,” jelasnya.

Bupati meegaskan bahwa lahan-lahan itu milik masyarakat adat dan petani, yang sudah tidak ada konflik perijinan.

“Masyarakat dan tokoh adat antusias menyambutnya. Sehingga dipastikan, Keerom siap mendukung ketahanan pangan di Papua dan sekitarnya,” ungkapnya.

penulis : Mujiono
editor : Mish

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *