Kesempatan beraktivitas warga dari pukul 06-14.00, menurutnya, adalah waktu yang cukup diberikan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasar tiap penduduk.
“Namun faktanya, setelah jam tersebut bahkan hingga malam hari aktivitas kota masih tetap seperti biasanya. Pada kondisi ini harus setiap warga perlu menyikapi ini secara bijak,” imbuhnya.
Reynold menegaskan, pemerintah tidak pernah melarang siapapun berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Namun, apabila warga kota tetap tidak bijak, tentu saja akan berdampak serius, terutama jika sampai virus masuk ke lingkungan masyarakat adat Papua yang hidup secara komunal di perkampungan.
“Apakah kita harus membiarkan virus ini harus meyebar sampai ke kampung- kampung terpencil hanya karena alasan ekonomi,” tutur Reynold.
Sekali lagi, Ia berharap agar warga tetap mematuhi instruksi pemerintah dan senantiasa memberikan dukungan melalui doa atas kesembuhan para pasien COVID-19 yang tengah menjalani perawatan.
“Saya berharap masyarakat harus turut mendoakan pasien supaya dapat dinyatakan negatif dan sembuh serta dapat kembali bertemu dengan keluarga. Penyembuhan yang paling ampuh adalah doa dan dukungan masyarakat,” pungkasnya.
Adapun pasien terkonfirmasi positif terjangkit COVID-19 di Mimika, sejauh ini terus bertambah dan tercatat 8 orang hingga Minggu (5/4) pukul 18.00 WIT.
Dari 8 kasus positif COVID-19 tersebut, 5 di antaranya merupakan kasus baru. Sementara satu pasien positif telah meninggal dunia pada Jumat (3/4) malam.
Tim Gugus Tugas COVID-19 Mimika juga mencatat 61 orang dalam pemantauan (ODP), 85 orang tanpa gejala (OTG), dan 46 pasien dalam pengawasan (PDP).
Reporter: Sevianto
Editor: Misba Latuapo
- Tag :
- Covid19 Mimika,
- Dirumahaja,
- Reynold Ubra
Tinggalkan Balasan