TIMIKA | Menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) Pekabaran Injil ke 168 di Tanah Papua yang jatuh pada 5 Februari 2023, Gereja Kristen Injil (GKI) Kabupaten Mimika, Papua Tengah menggelar karnaval perahu Injil.
Karnaval perahu Injil berlangsung meriah dan berpusat halaman Gedung Eme Neme Yauware, Sabtu (28/1/2023), dan diikuti oleh 24 jemaat GKI yang ada di Kabupaten Mimika.
Ketua Klasis GKI Mimika, Pendeta Junus Maurits Bonsapia mengatakan, sebelum kegiatan karnaval perahu Injil, pihaknya juga telah melaksanakan kegiatan lainnya seperti donor darah beberapa waktu lalu.
Pendeta Junus menjelaskan, perahu Injil mempunyai makna atau histori teologis dan mempunyai unsur budaya yang sangat tinggi, bukan hanya sebagai alat transportasi melainkan juga sebagai sarana membawa para zendeling (penyebar agama Kristen) yaitu Carl Wilhelm Ottouw dan Johann Gottlob Geissler untuk menginjakkan kaki di Tanah Papua.
“Melalui dua zendeling yaitu Carl Wilhelm Ottouw dan Johann Gottlob Geissler, pada 5 Februari 1855 datang ke Tanah Papua menggunakan perahu menginjili Tanah Papua, sehingga umat Tuhan diselamatkan. Itulah awal peradaban di Tanah Papua,” jelasnya.
Menurutnya kegiatan perahu Injil sangatlah penting untuk mempererat persaudaraan dan persekutuan sebagai jemaat Tuhan di Tanah Papua.
Ia berharap, melalui kegiatan ini hubungan kemitraan gereja dengan pemerintah daerah dapat berjalan dengan baik, dan dapat berkomitmen dalam memperhatikan, dalam berkomunikasi, dan berkoordinasi dengan masyarakat di Tanah Papua.
“Ini juga dalam rangka pembinaan umat jemaat gereja kami untuk membangun Kabupaten Mimika kearah yang Tuhan kehendaki, karena tema pada tahun ini yaitu ‘Pembaharuan’,” pungkasnya.
Sementara Ketua Panitia HUT Pekabaran Injil ke 168, Penatua Jhon Sersermudy, menyampaikan selaku panitia jemaat GKI Klasis Mimika mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, lantaran pelaksanaan kegiatan karnaval perahu Injil ini dapat berjalan dengan baik.
Harapannya dengan HUT Pekabaran Injil di Tanah Papua ini, dapat memberikan makna bukan hanya untuk orang Papua saja, melainkan kepada semua orang yang mendiami Tanah Papua sehingga perbedaan dapat dapat terjalin dengan baik dan salam kebersamaan.
“Kami sangat bersyukur, karena Pekabaran Injil kita bisa ada di sini,” katanya.